JAKARTA – CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara ( BPI Danantara), Rosan Roeslani memastikan akan mengonsolidasikan seluruh BUMN dalam Danantara. Melalui lembaga superholding BUMN ini, kekayaan Indonesia akan dioptimalkan, terutama aset terbesar dari BUMN.
“Memang nanti (BUMN) yang masuk ke Danantara ini adalah keseluruhannya,” kata Rosan usai peluncuran Danantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dikutip Holopis.com, Senin (24/2).
Dia menuturkan, bahwa pengelolaan aset BUMN akan dilakukan oleh Danantara secara bertahap, dimana untuk tahap awal ada tujuh BUMN.
BACA JUGA
Ketujuh BUMN tersebut yakni Bank Mandiri, Bank BRI, PT PLN, PT Pertamina, Bank BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID.
“Bukan hanya 7 BUMN. Memang kita akan coba tingkatkan, ada tahap-tahapnya gitu ya,” ucap Rosan.
Secara keseluruhan, Danantara menargetkan aset yang dikelola sebesar lebih dari US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.724 triliun. Namun untuk tahap awal, nilai investasi yang akan dikelola sebesar US$20 miliar atau setara Rp 325,8 triliun.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek strategis yang berfokus pada hilirisasi dan sektor berkelanjutan.
Rosan mengatakan, kehadiran Danantara diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tingkat regional maupun global, meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama untuk perluasan lapangan kerja.
“Kita juga tadi salah satu pesannya (presiden) untuk menjadi global champion. Tidak hanya di tingkat regional, tetapi di tingkat dunia, tapi yang paling penting adalah pesannya itu nomor satu penciptaan lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Rosan pun menjamin, Danantara akan dijalankan dengan tata kelola yang baik, memegang prinsip kehati-hatian, transparan dan penuh dengan integritas. Evaluasi secara menyeluruh pun akan dilakukan demi penyempurnaan Danantara.
“Harapannya semua ini bisa berjalan dengan good governance, transparansi, dan juga menganut asas asas yang baik yang benar dalam kita menjalankan perusahaan ini,” pungkasnya.