JAKARTA – EGS Manager Eoa Gold Cabang Jakarta Selatan (Jaksel), Budhi E Sulistyorini menyambut baik rencana peluncuran bank emas perdana di Indonesia. Menurutnya, kehadiran bank emas atau bulion bank ini menjadi era baru bagi emas pada sistem investasi sekaligus sistem keuangan di Indonesia.
“Tentu kami menyambut positif hal itu. Hadirnya bank emas ini tentu menjadi era baru bagi sistem investasi dan keuangan di Indonesia. Emas yang dipandang sebelah mata, kini secara hiperbola semakin silau di mata,” tutur wanita yang akrab disapa Lily tersebut kepada Holopis.com, Selasa (18/2).
Lily menyampaikan, kehadiran bank emas menjadi hal yang sangat positif bagi perekonomian negara, utamanya dalam mengatasi berbagai risiko gejolak ekonomi global di kemudian hari.
“Emas dikenal sebagai instrumen investasi yang safe heaven. Seperti kita tau, gejolak ekonomi global semakin mengerikan. Kehadiran bank emas ini tentu menjadi penyelamat negara,” ujar Lily.
Lebih lanjut, kehadiran bank emas menurutnya menjadi sarana bagi negara untuk menambah pundi-pundi cadangan devisa negara, yang tentu sangat berpengaruh pada likuiditas perekonomian, stabilitas nilai tukar, serta pada kepercayaan pasar.
“Mengutip Pak Presiden, bahwa Indonesia ladangnya emas. Sudah seharusnya emas Indonesia mengalir di dalam negeri, bukan ke luar negeri,” tuturnya.
“Tentu dalam hal ini, kehadiran bank emas dapat menjadi ladang bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa negara,” tambahnya.
Alih-alih berbicara soal dampak positif bank emas, Lily mengingatkan pemerintah untuk terus melakukan kajian-kajian dalam meramu peta jalan yang optimal bagi industri bulion bank di Indonesia.
“Tentu kami berharap ada peta jalan yang jelas dalam hal kebijakan bank emas ini. Sehingga harapannya tak ada masalah kelak di kemudian hari. Karena orang investasi emas yang dicari adalah ketenangan di masa depan,” ujarnya memungkasi.
Sebagai informasi, bahwa Presiden Prabowo Subianto baru saja mengumumkan perihal peluncuran bank emas pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025 mendatang.
Nantinya, akan ada dua bank yang akan mendapat tugas untuk pengelolaannya, yakni PT Pegadaian (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.