NewsEkobizIHSG Lanjut Menguat, Bakal Betah di Zona Hijau?

IHSG Lanjut Menguat, Bakal Betah di Zona Hijau?

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat, melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (17/2) kemarin yang ditutup menguat nyaris 3 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham nasional itu terpantau naik 16,88 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.847,7 pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (18/2).

Pada menit-menit awal perdagangan, IHSG pada hari ini bergerak menghijau di rentang level antara 6.844 hingga 6.860.

Senada dengan IHSG yang menguat, sebanyak 226 saham diperdagangkan mencatatkan kenaikan. Sedangkan saham yang terkoreksi hanya sebanyak 71 saham, dan 205 saham lainnya tidak berubah alias stagnan.

Adapun pada awal perdagangan, tercatat sebanyak 483,5 juta saham telah diperdagangkan, dengan nilai perdagangan tercatat sebesar Rp 414,2 miliar meskipun frekuensi perdagangan baru mencapai 35.247 kali transaksi.

Proyeksi IHSG Hari Ini

Phintraco Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguji resistance di level 6.900 pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2).

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan menyoroti pergerakan IHSG yang menguat hampir 3 persen ke kisaran level 6.830 pada perdagangan Senin (17/2) kemarin.

Menurutnya, penguatan tersebut ditopang oleh penguatan mayoritas saham bluechip, terutama bank berkapitalisasi besar dan sebagian kecil saham emiten konglomerasi.

“Penguatan harga saham-saham bank tersebut salah satunya dipicu oleh rencana pelaksanaan buyback oleh BBRI dan BMRI,” ujar Valdy dalam risetnya, seperti dikutip Holopis.com.

“IHSG berpeluang uji resistance level 6900 di Selasa (18/2),” imbuhnya.

Selain penguatan saham-saham bluechip, sentimen positif lainnya juga datang dari antisipasi pasar terhadap potensi
pengumuman pembagian dividen final untuk tahun buku 2024.

Umumnya, emiten bakal mulai mengumumkan jadwal pembagian dividen final di kisaran Maret-April.

“Dengan posisi IHSG saat ini, dividend yield, terutama pada saham-saham yang secara historis termasuk dalam kelompok high dividend menjadi lebih atraktif,” tutur Valdy.

Akan tetapi, Valdy menyebut data ekonomi kurang memuaskan. Pasalnya, realisasi pertumbuhan impor Indonesia di Januari 2025 sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sebesar 4.68 persen year on year (yoy).

Selain itu, realisasi pertumbuhan ekspor justru minus 2.67 persen yoy) di Januari 2025 juga berada jauh di bawah ekspektasi, bahkan melambat dibanding realisasi Desember 2024.

Adapun pada perdagangan hari ini, perusahaan efek tersebut merekomendasikan saham-saham yang sebagian besar merupakan emiten perbankan, seperti BRIS, BBRI, BBNI, BBCA, dan SRTG.

Whatsapp Channel

Cloud Hosting Enterprise

Bingung cari hosting murah dengan kecepatan super ngebut ?. Pakai aja layanan Cloud Hosting Enterprise dari Niagahoster.

Hosting Murah Indonesia
spot_img

Terpopuler

Satu Rubrik
Patut Dibaca