JAKARTA – Nama istri ke-6 Presiden RI Pertama Soekarno, Dewi Soekarno saat ini menjadi pembicaraan hangat masyarakat Indonesia. Dewi yang sudah lama menetap di Jepang memutuskan untuk melepaskan status warga negara Indonesia dan menjadi warga negara Jepang demi nyaleg di sana.
Tak hanya itu, sebelumnya nama Dewi juga sempat kembali muncul saat tersandung isu miring terkait denda 3 miliar. Denda itu merupakan keputusan dari Pengadilan Buruh Jepang terkait PHK yang dilakukan Dewi kepada dua karyawannya.
Berikut ini biodata sosok Dewi Soekarno?
- Nama : Naoko Nemoto
- Nama sesudah menikah dengan Soekarno : Ratna Sari Dewi
- Tanggal lahir : 6 Februari 1940
- Tempat Lahir : Tokyo
- Pekerjaan : Pebisnis, sosialita, filantropis
- Suami : Soekarno
- Anak : Kartika Sari Dewi Soekarno
Kehidupan Pribadi Dewi Soekarno
Naoko Ratna Sari Dewi Soekarno (lahir 6 Februari 1940), yang lebih dikenal sebagai Dewi Soekarno, merupakan istri keenam dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ia menikah dengan Soekarno pada tahun 1962 saat berusia 22 tahun dan memiliki seorang anak bernama Kartika Sari Dewi Soekarno.
Pertemuan pertamanya dengan Soekarno terjadi di Hotel Imperial, Tokyo, melalui seorang relasi. Namun, saat kekuasaan Soekarno mulai meredup, Dewi meninggalkan Indonesia dan bermukim di Paris selama lebih dari sepuluh tahun. Sejak 1983, ia kembali ke Jakarta sebelum akhirnya menetap di Shibuya, Tokyo pada tahun 2008.
Pertemuan dengan Soekarno
Naoko Nemoto bertemu Soekarno ketika berusia 19 tahun saat Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang. Tak lama setelah itu, ia diundang ke Indonesia dan akhirnya menikah dengan Soekarno, yang saat itu telah berusia 57 tahun.
Sebelum pernikahan, Naoko adalah seorang pelajar dan entertainer. Ada rumor yang menyebutkan bahwa ia pernah bekerja sebagai geisha, tetapi ia berkali-kali membantah tuduhan tersebut. Setelah menikah, Soekarno memberinya nama Indonesia, Ratna Sari Dewi. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Kartika.
Setelah wafatnya Soekarno, Ratna Sari Dewi berpindah ke berbagai negara di Eropa, seperti Swiss, Prancis, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2008, ia kembali ke Jepang dan menetap di rumah empat lantai di Shibuya, Tokyo, yang penuh dengan memorabilia kenangan.
Dewi dikenal dengan kepribadiannya yang blak-blakan. Di Jepang, ia sering disebut sebagai Dewi Fujin (デヴィ 夫人, yang berarti “Madame Dewi”). Setelah wafatnya Soeharto pada Januari 2008, ia aktif muncul di media dan secara terbuka menyalahkan Soeharto atas rezim represif yang dianggapnya mirip dengan Pol Pot dari Kamboja.
Pada tahun 2008, ia mendirikan bisnis perhiasan dan kosmetik serta aktif dalam penggalangan dana. Dewi juga kerap tampil di acara televisi Jepang dan menjadi juri dalam kontes kecantikan, termasuk Miss International 2005 di Tokyo.
Kontroversi Dewi Soekarno
Pada Januari 1992, Dewi terlibat dalam perkelahian dengan Minnie Osmeña, putri mantan Presiden Filipina, di sebuah pesta di Aspen, Colorado. Insiden ini bermula dari ketegangan yang telah terjadi sebelumnya, hingga akhirnya Dewi memukul Osmeña dengan gelas anggur, menyebabkan luka yang membutuhkan 37 jahitan. Akibat insiden tersebut, Dewi dipenjara selama 34 hari di Aspen.
Pada tahun 1998, ia kembali memicu kontroversi dengan merilis buku foto Madame Syuga yang menampilkan foto-foto dirinya dalam pose setengah telanjang. Buku ini dilarang di Indonesia karena dianggap mencemarkan nama baik Soekarno dan warisannya. Namun, Dewi menanggapi kritik tersebut dengan santai dan menyebut buku tersebut sebagai karya seni yang menampilkan kecantikan wanita di usia lanjut.