JAKARTA – Tagar ‘Kabur Aja Dulu’ saat ini sedang sangat hangat dibicarakan di antara generasi muda Indonesia di media sosial. Tagar #KaburAjaDulu kerap menjadi pro dan kontra dan dibahas di berbagai platform mulai dari X, Instagram, Tiktok, dll.
Meskipun tidak diketahui secara pasti dari mana awal tagar ini, namun tren ini dimulai terhadap ungkapan protes dan keresahan generasi muda terkait kondisi sosial, ekonomi, dan dugaan ketidakadilan yang ada di Indonesia.
Beberapa generasi muda pun menilai bahwa melarikan diri untuk mengadu nasib di luar negeri bisa menjadi jawaban mereka yang tak puas dengan apa yang mereka hadapi di Indonesia.
“Kalau pindah negara, kalian pengen pindah ke mana?,” kata @iwnnabeURBF, dikutip Holopis.com, Senin (17/2).
Kemudian netizen lainnya membayangkan kapan mereka juga bisa mencoba bekerja di luar negeri.
“Aku pas liat orang-orang pada ke luar negeri buat ikutan #KaburAjaDulu,” kata @Taibandeng_.
Pendapat Influencer
Namun pemikiran ini juga menjadi pro dan kontra di antara netizen. Influencer Gita Savitri mengatakan bahwa harus banyak yang dipertimbangkan jika memilih untuk bekerja di luar negeri. Apalagi jika ada yang tergiur dengan gaji diaspora yang jauh lebih tinggi dibandingkan gaji di Indonesia.
Padahal, biaya hidup di luar negeri jauh lebih mahal dibandingkan biaya hidup di Indoneisa.
“Karena living cost di luar negeri mahal banget. Mau makan di luar mikir-mikir, ngopi pun mikir. Jangan kan buat ditabung, sisa uang yang buat ditabung juga nggak semua imigran punya,” tulis Gita di akun Instagramnya @gitasav.
Gita kemudian menjelaskan bahwa memiliki hidup yang nyaman di luar negeri bukan sesuatu yang mudah. Tak hanya kerja keras, Gita menjelaskan bahwa bisa hidup di luar negeri juga membutuhkan faktor keberuntungan.
“Nggak semua imigran bisa punya kondisi hidup yang nyaman. Susah cari tempat tinggal, makan cuma mentingin murah, itu bagian dari jadi hidup di luar negeri. Karena untuk bisa secure di luar negeri itu juga butuh keberuntungan,” jelasnya.
Wanita yang sudah tinggal di Jerman itu juga menjelaskan bahwa tak cuma permasalahan ekonomi, kondisi politik dan sosial yang sedang tidak stabil di luar negeri juga harus menjadi pertimbangan para warga yang berpikir untuk ‘kabur aja dulu.’
“Belum lagi karena masalah politik, hidup jadi imigran rasanya nggak aman. Bahkan sebelum fasisme naik, kita toh udah jadi objek daily racism, micro aggression, kita dibikin selalu merasa kalo kita nggak akan pernah jadi bagian negara ini, yang bikin kita makin sulit buat mentally settle,” jelas Gita.
Meski demikian, Gita mengatakan bahwa ia bukannya tidak mendukung keinginan banyak orang yang ingin pindah ke luar negeri, namun ia mendorong orang untuk lebih realistis dalam mengambil keputusan.
“Tetap harus realistis bikin keputusan, supaya nggak zonk,” jelasnya.
Dinilai Hanya Seruan Internet dan Akan Luntur Pada Waktunya
Sementara itu, seorang netizen menilai bahwa tagar ini bukan gerakan yang nyata, namun hanya trend internet. Ia meyakini bahwa trend ini akan luntur dalam beberapa minggu ke depan.
“Ini bukan gerakan yang sebenarnya, ini hanya trend internet yang akan turun dalam beberapa minggu ke depan. Ini nggak nyata,” kata @auxiliarywits.
Gimana menurut Sobat Holopis? Mau kabur juga tidak?