HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam pidatonya di AI Action Summit di Paris pada 11 Februari 2025, CEO Google, Sundar Pichai, menekankan potensi besar kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan kehidupan masyarakat di seluruh dunia.
Pichai mengungkapkan bahwa AI dapat menjadi kekuatan transformatif yang mampu mendemokratisasi akses informasi dan mendorong kreativitas di berbagai sektor.
“Mengapa saya begitu optimis tentang AI dan penerapannya serta peluang yang kita miliki untuk memberi manfaat bagi semua orang, di mana saja,” kata Sundar Pichai seperti dikutip Holopis.com.
Tokoh global dari India tersebut pun menyoroti investasi signifikan Google dalam AI selama lebih dari satu dekade terakhir, termasuk pengembangan infrastruktur seperti jaringan serat optik dan chip AI khusus yang telah meningkatkan efisiensi karbon secara signifikan.
Bahkan, ia menilai inovasi ini merupakan bagian dari perkembangan teknologi besar jauh di atas angan-angannya dahulu saat masih di India. Di mana teknologi dianggap sesuatu yang lambat berkembang untuk bisa diserap oleh masyarakat di negeri Hindustan itu.
“Saya tumbuh besar di Chennai, India. Setiap teknologi baru butuh waktu lama untuk sampai di depan pintu rumah kami. Termasuk smartphone. Kami harus menunggu selama lima tahun. Dan ketika akhirnya tiba, telepon mengubah hidup kami,” ujarnya.
Kemudian, Sundar Pichai juga menyampaikan bahwa infrastruktur yang dimiliki Google kini mendukung teknologi AI mutakhir seperti model multimodal Gemini. Selain itu, Google telah mengintegrasikan AI ke dalam berbagai produknya, seperti Maps dan Search, yang kini digunakan oleh lebih dari 2 miliar pengguna.
“Google berinvestasi dalam AI selama lebih dari satu dekade. Karena kami melihatnya sebagai cara terpenting untuk memajukan misi kami: mengatur informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat secara universal,” jelas Pichai.
Dalam kesempatan itu, Pichai juga menekankan pentingnya kolaborasi global untuk memaksimalkan manfaat AI. Ia mengajak para pemimpin dunia untuk bersama-sama memastikan bahwa AI menjadi alat yang kuat untuk perubahan positif, dengan membangun infrastruktur yang kuat, mempersiapkan tenaga kerja yang terampil, dan menerapkan tata kelola yang etis.
Pichai memperingatkan bahwa tanpa upaya bersama, ada risiko terjadinya kesenjangan digital yang semakin lebar akibat kemajuan AI.
“Kita berada pada titik unik untuk mendemokratisasi akses teknologi dan memastikan teknologi ini melayani semua orang,” ujar Pichai.
“Dengan upaya bersama, kita dapat menjadikan AI sebagai alat yang kuat untuk perubahan positif,” sambungnya.
Lebih lanjut, Pichai juga menyoroti peran AI dalam mempercepat penelitian ilmiah, seperti melalui proyek AlphaFold yang memprediksi struktur protein dan telah mempercepat penelitian di bidang pengembangan obat. Selain itu, AI digunakan dalam respons terhadap bencana dan pemantauan lingkungan untuk meningkatkan keselamatan komunitas.
Secara keseluruhan, Pichai menyampaikan optimismenya bahwa AI memiliki potensi besar untuk membawa manfaat luas bagi masyarakat global, asalkan dikembangkan dan diterapkan dengan pendekatan yang kolaboratif dan bertanggung jawab.
“Saya melihat laporan dari World Economic Summit tahun ini yang memperkirakan bahwa mayoritas pekerjaan di Eropa akan segera ditambah dengan AI generatif. Dan 7% pekerjaan akan menghadapi otomatisasi. Sebuah laporan dari ILO menunjukkan bahwa efek penambahan akan menjadi 6X lebih besar dari kemungkinan substitusi,” pungkasnya.