JAKARTA – Bencana banjir yang melanda pemukiman warga di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan makin berdampak luas.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir berdampak pada 66 desa di 14 kecamatan. Bencana yang terjadi sejak beberapa hari yang lalu.
“Banjir ini menyebabkan 1 warga hilang. Hingga saat ini petugas gabungan masih melakukan pencarian. Di samping itu, upaya evakuasi warga yang masih terdampak banjir masih berlangsung,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (14/2).
Abdul menyebut ketinggian genangan mulai surut di beberapa titik. Namun, ratusan ribu warga masih terdampak sampai dengan saat ini.
“Sebanyak 178.083 warga terdampak,” imbuhnya.
Masih di Provinsi Sulsel, banjir Kota Makassar masih berlangsung dengan ketinggian berbeda yaitu 30 – 300 cm. Kejadian ini melanda 10 kelurahan di 4 kecamatan.
“Banjir tersebut mengakibatkan adanya pengungsian 1.052 KK atau 3.903 jiwa. Mereka tersebar di 43 titik pos pengungsian,” ujarnya.
Sementara itu, kondisi tanah longsor juga terjadi di Soppeng, Sulawesi Selatan. Petugas gabungan telah melakukan pembersihan di titik yang tertimbun longsoran. Kejadian ini terjadi pada Senin (10/2) di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo. Data terakhir menyebutkan rumah rusak berat 7 unit.
“Akses jalan sudah dapat dilalui kendaraan bermotor” ucapnya.
Sedangkan penanganan bencana angin kencang di Kabupaten Takalar, Sulsel, masih berlangsung hingga kemarin. Bencana yang terjadi pada Minggu (9/2) mengakibatkan rumah rusak berat 1 unit dan rusak sedang 11.
Masih pada bencana angin kencang di Sulsel, sebanyak 26 unit rumah rusak sedang di Desa Parenreng, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkajene.
“Kondisi mutakhir, warga mulai melakukan perbaikan rumah. Tidak ada korban jiwa pada dua peristiwa angin kencang tersebut,” tutupnya.