JAKARTA – Di tengah gelombang penjajahan yang menindas, muncul sosok Mohammad Husni Thamrin, seorang pejuang hak rakyat yang tak kenal lelah.
Lahir pada 16 Februari 1894 di Batavia, Thamrin bukan hanya sekadar anggota Volksraad; ia adalah suara yang menggema bagi jutaan pribumi yang terpinggirkan.
Dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni dan semangat nasionalisme yang membara, ia berjuang untuk menghapus diskriminasi dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.
Dari mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional hingga membentuk Gabungan Politik Indonesia, Thamrin menjadi simbol harapan di tengah kegelapan kolonial.
Namun, perjuangannya harus terhenti tragis ketika ia ditangkap dan meninggal dunia dalam penahanan, meninggalkan warisan yang akan dikenang selamanya dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.