JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa, Amerika Serikat adalah wilayah yang terlalu jauh dicapai oleh masyarakat Palestina jika mereka nanti harus terusir dari Gaza. Komentar itu ia keluarkan setelah mengungkapkan keinginannya untuk Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan mengusir para warga di dalamnya.
“Menurut saya itu akan menjadi perjalanan yang sangat panjang untuk mereka, tetapi saya harus melihat kasus individual. Tapi menurut saya datang ke Amerika Serikat pasti membutuhkan banyak orang,” kata Donald Trump, dikutip Holopis.com, Kamis (13/2).
Tanpa menjawab pertanyaan wartawan terkait apakah Amerika Serikat akan menerima masyarakat Palestina yang terpaksa harus ke sana sesudah diusir oleh AS, ia mengatakan bahwa mereka pasti lebih senang pindah ke tempat-tempat yang lebih dekat saja dibandingkan dengan Amerika Serikat.
“Tetapi datang ke Amerika Serikat akan menjadi perjalanan yang sangat jauh untuk mereka, mereka jauh dari keluarga mereka, teman-teman mereka, dan yang lain-lain, menurut saya mereka akan lebih senang tetap berada di area-area dekat, di tempat di mana mereka aman dan memiliki hidup yang berkualitas,” lanjut Trump.
Presiden kontroversial itu kemudian mengatakan bahwa masyarakat Palestina tidak akan mau kembali lagi ke Gaza karena kehancuran yang ada disana. Hal itu pun seolah menjadi pembelaan Trump yang mengelak tudingan bahwa AS akan mengusir masyarakat Gaza ketika AS berhasil mengambil alih wilayah mereka.
“Mereka tidak mau kembali ke Gaza, seperti yang pernah saya sampaikan dan sering saya katakan, mereka hanya kembali karena tidak punya alternatif. Mereka tidak mau kembali ke Gaza,” kata Donald Trump.
Ia pun masih menaruh harapan untuk menerima bantuan dari negara-negara Arab yang kaya agar bisa menampung masyarakat Palestina yang terusir karena Amerika Serikat.
“Kita berharap akan ada bantuan dari Mesir, akam ada bantuan dari Yordania, kita akan dibantu oleh negara lain. Kami harap negara seperti Arab Saudi bisa menyisakan uang mereka untuk itu, mereka banyak uang,” kata Donald Trump.
Sebagai informasi, sebelumnya Donald Trump mengungkapkan bahwa Amerika Serikat berencana mengambil alih Gaza sesudah perjanjian gencatan senjta dengan Israel usai.
Pengumuman itu pun menjadi pembahasan yang sangat kontroversial di antara masyarakat. Terlabih Donald Trump saat itu melakukan konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.