JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto kembali menggunakan istilah ndableg saat berbicara di muka publik. Dimana kali ini Presiden menggunakan istilah tersebut dalam saat hadir di Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama.
Dimana mulanya Presiden Prabowo mengeluarkan kalimat tersebut untuk kebijakan efisiensi anggaran, terutama mengenai perjalanan dinas keluar negeri para pejabat.
“Bandel, ndablek. Nggak usah ke luar negeri, 5 tahun nggak usah ke luar negeri kalau perlu. Yang perlu keluar negeri yang tugas. Tugas ke luar negeri tugas belajar boleh, tugas untuk atas nama negara boleh,” kata Presiden Prabowo Subianto dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (10/2).
“Jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri,” imbuhnya.
Kalimat ndablek itu pun kembali terucap saat penutupan sambutan. Dimana Presiden sempat berkelakar mengenai arti kalimat ndablek yang disampaikannya.
“Kenapa? presiden nggak boleh bilang ndablek? Ndablek itu monyet-monyet maling-maling itu ndablek. Nggak sadar-sadar,” ucapnya.
Kendati sudah cukup kenyang menghadapi pihak yang disebut ndablek tersebut, Prabowo menegaskan siap untuk mati-matian menghadapi oknum tersebut.
“Tapi percayalah Kami tidak akan ragu-ragu membela kepentingan rakyat Indonesia kami tidak ragu-ragu. Saya katakan, saya katakan Saya siap mati untuk bangsa dan rakyat Indonesia,” tegasnya.
“Tidak ada yang kebal hukum di Republik ini di bawah Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka tidak ada yang kebal hukum,” lanjutnya.
Ucapan ndableg ini sendiri pernah disampaikan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Presiden Prabowo Subianto memperingatkan bahwa dirinya tidak segan-segan untuk menindak para pembantunya yang tidak bisa mengikuti ritme kerjanya.
Presiden Prabowo bahkan memberikan peringatan kepada para pejabat negara dan aparat pemerintah yang tidak mau mengikuti arah kebijakan pemerintahannya yang pro-rakyat. Presiden menyatakan bahwa ia telah memberikan waktu dan peringatan yang cukup kepada seluruh jajarannya.
“100 hari pertama ya saya sudah beri istilahnya peringatan berkali-kali, sekarang siapa yang bandel, siapa yang dableg, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak,” kata Presiden Prabowo dalam pernyataannya pada Rabu (5/2).
Presiden Prabowo pun kembali menegaskan bahwa pemerintahannya memahami berbagai tantangan yang ada dan tidak akan gentar menghadapi pihak-pihak yang mencoba menghambat perubahan.
Kepala Negara juga memastikan bahwa pemerintahannya akan tetap fokus pada tugas utama, yakni bekerja untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia.
“Saya pernah menyampaikan seluruh aparat, seluruh institusi, bersihkan dirimu sebelum kau dibersihkan. Dan saya ingatkan semua aparat kesetiaanmu adalah kepada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” ujarnya.