JAKARTA – Pangeran Harry, Duke of Sussex, menghadapi ancaman deportasi dari Amerika Serikat terkait masalah keimigrasian.
Namun, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tidak mendeportasi Pangeran Harry, dengan alasan yang cukup mengejutkan.
“Saya akan membiarkannya sendiri. Dia sudah punya cukup banyak masalah dengan istrinya. Dia mengerikan,” kata Trump dalam sebuah wawancara di sebuah media yang dikutip Holopis.com, Senin (10/2).
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Trump mempertimbangkan situasi pribadi Harry sebagai faktor dalam keputusan tersebut.
Isu status imigrasi Pangeran Harry telah menjadi sorotan, terutama setelah Yayasan Heritage menuduhnya mungkin telah menyembunyikan penggunaan narkoba ilegal di masa lalu, yang dapat mendiskualifikasi dia dari visa AS.
Yayasan tersebut bahkan menggugat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk merilis catatan visa Harry, mengacu pada pengakuan penggunaan narkoba dalam otobiografinya, Spare.
Dalam buku tersebut, Harry mengakui bahwa ia mengonsumsi kokain beberapa kali sejak usia 17 tahun, serta menggunakan ganja dan jamur psikedelik.
Pengakuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai kejujuran Harry dalam aplikasi visanya, mengingat AS secara rutin menanyakan tentang penggunaan narkoba.
Nile Gardiner, kepala Pusat Kebebasan Margaret Thatcher di Yayasan Heritage, menyatakan,
“Kami percaya rakyat Amerika memiliki hak untuk mengetahui apakah Pangeran Harry jujur dalam permohonannya.” ujar kepala Pusat Kebebasan Margaret Thatcher di Yayasan Heritage, Nile Gardiner.
sementara itu pengacara Heritage, Samuel Dewey, menegaskan bahwa berbohong dalam formulir imigrasi dapat berakibat serius, termasuk deportasi.
Meskipun pengakuan penggunaan narkoba tidak otomatis menghalangi seseorang untuk tinggal di AS, ketidakjujuran dalam aplikasi dapat menimbulkan konsekuensi yang berat.
Pangeran Harry dan Meghan Markle pindah ke California Selatan pada tahun 2020 setelah mengundurkan diri dari tugas kerajaan.
Sejak saat itu, mereka menjadi kritikus vokal terhadap Trump, dengan Markle menyebutnya “memecah belah” dan “misoginis.” Trump, yang sebelumnya mengkritik pasangan ini, menggambarkan Harry sebagai “dicambuk” oleh istrinya.
Dengan situasi ini, perhatian publik semakin tertuju pada Pangeran Harry dan bagaimana masalah keimigrasi ini akan berkembang di masa depan.