JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa otak manusia beroperasi hanya dengan kecepatan 10 bit per detik. Seiring dengan perkembangan teknologi modern, angka ini menunjukkan bahwa otak manusia bergerak lambat. Hmm, apakah ini artinya otak manusia sedang tidak baik-baik saja?
Otak manusia sering dipuji sebagai salah satu ciptaan alam yang paling luar biasa. Itu karena sistem sensorik pada otak sanggup menyerap triliunan informasi per detiknya. Namun begitu, ternyata hanya sebagian kecil saja yang mampu masuk ke dalam pikiran sadar manusia. Kok, bisa?
2 Mode Cara Kerja Otak
Baru-baru ini peneliti Caltech Markus Meister dan Jieyu Zheng mempublikasikan makalah penelitian terbarunya yang berjudul “The unbearable slowness of being”. Dalam makalahnya, dua peneliti tersebut menggambarkan kecepatan pemrosesan otak sebesar 10 bit per detik yang dianggap “sangat rendah” jika dibandingkan dengan kapasitas sistem sensorik otak manusia yang sangat besar: 109 bit/detik.
Studi kedua peneliti ini menunjukkan bahwa otak manusia beroperasi dalam dua mode yang berbeda. Yakni:
1. Otak Luar (outer brain) menangani pemrosesan sinyal sensorik dan motorik berdimensi tinggi dan cepat.
2. Otak dalam (inner brain) menyaring aliran data sensorik yang diambil otak luar menjadi beberapa bagian (yang diperlukan saja) guna pengambilan keputusan dan perilaku.
Perbedaan mencolok antara kedua mode ini —triliunan bit versus 10 bit—menimbulkan teka-teki saraf: “Mengapa otak menyaring informasi dengan begitu dramatis?”
Meister dan Zheng berpendapat bahwa evolusilah yang menyebabkan hambatan-hambatan tersebut.
Bagi makhluk primitif (manusia di zaman dahulu), kelangsungan hidup bergantung pada reaksi cepat terhadap rangsangan lingkungan, seperti cara menghindari predator atau menavigasi medan.
Nah, selama ribuan tahun itu, kognisi manusia berevolusi untuk fokus pada satu “jalur” pemikiran saja dalam satu waktu. Ini sebenarnya tidak masalah, karena nenek moyang kita mendiami lingkungan di mana dunia bergerak dengan kecepatan yang terkendali.
“10 bit per detik sangat cukup untuk bertahan hidup (di waktu itu),” kata Meister dan Zheng dalam makalahnya.
Apakah ini artinya 10 bit per detik dianggap sangat lambat di zaman modern seperti sekarang ini?
Meister dan Zheng berpendapat bahwa ini berkah sekaligus tantangan. Di satu sisi, hal ini dapat melindungi manusia dari kewalahan oleh banyaknya informasi. Dan di sisi lain, hal tersebut membatasi kemampuan manusia untuk melakukan banyak tugas secara efektif juga beradaptasi dengan tuntutan teknologi modern yang pesat.
Dengan memahami batas kecepatan pada otak tersebut, manusia jadi terdorong untuk memikirkan bagaimana caranya untuk tetap produktif, terus belajar, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada.
Nah, agar otak Anda mampu melakukan itu semua dan tidak dianggap ‘sangat lambat’, ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
1. Fokus pada satu pekerjaan secara mendalam dan minimalkan gangguan yang dapat membebani kapasitas kognitif Anda yang terbatas.
2. Latih otak Anda untuk berkonsentrasi dan prioritaskan hal-hal yang benar-benar penting untuk dikerjakan.
3. Manfaatkan teknologi dengan bijaksana serta gunakan teknologi yang dapat meningkatkan fokus Anda saja.
Ya, kognisi manusia mungkin beroperasi pada kecepatan yang dirasa sangat lambat di dunia modern ini. Namun agar hidup bisa terus berlangsung, Anda dapat menyelaraskan perilaku dengan ritme alami otak sehingga hidup bisa terus berjalan dengan sejahtera dan maju.