JAKARTA – PDIP meyakini bahwa Presiden Prabowo Subianto bakal mengambil tindakan tegas untuk mereshuffle sejumlah pembantunya di Kabinet Merah Putih.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah mulanya menganggap, di 100 hari kerja ternyata masih ada saja menteri yang membuat kinerja Presiden Prabowo menjadi terhambat.
“Ada yang tertatih-tatih, ada yang gagap untuk mengikuti irama Presiden yang begitu cepat, bahkan ada menteri yang membuat kebijakan justru kebijakannya membebani Bapak Presiden,” kata Said Abdullah pada Jumat (7/2).
Said kemudian langsung mengungkit kinerja Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang dianggap membuat kekisruhan.
“Iya pastilah soal LPG, karena menimbulkan keriuhan-kegaduhan, kemudian kebijakan yang ditempuh juga belum diuji tingkat validitasnya, tingkat kecanggihannya,” ujarnya.
“Seharusnya setiap kebijakan itu, kalau menyangkut hajat hidup orang banyak, setidaknya dilakukan pilot project dahulu di beberapa titik kabupaten/kota. Bukan langsung begitu saja diterapkan,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Said menilai 100 hari kerja sudah cukup bagi Prabowo melakukan evaluasi terhadap menteri-menterinya. Meski begitu, dia memprediksi reshuffle kabinet dilakukan dalam waktu 3-4 bulan lagi.
“100 hari sebenarnya bagi Presiden sudah cukup. Namun tampaknya bapak presiden kita akan melihat, katakanlah, 3 atau 4 bulan lagi, menurut perkiraan saya, untuk dilakukan reshuffle,” tutupnya.