JAKARTA – Imam Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar mengajak semua umat Islam kembali berduyun-duyun untuk memakmurkan masjid. Sebab berkaca pada era Nabi Muhammad, masjid bukan sekadar tempat shalat saja, akan tetapi hampir semua kegiatan kenegaraan ada di sana.
“Masjid itu adalah centre point yang sangat penting dalam pengembangan Islam pada masa awal,” kata Nasaruddin Umar dalam khutbah jumatnya di Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2025).
Menteri Agama di Kabinet Merah Putih ini juga mengatakan bahwa Masjid adalah tempat untuk mencari keberuntungan. Sehingga semua aspek kehidupan nyaris ada di Masjid. Baik pusat pendidikan, kantor pemerintahan dan sebagainya.
BACA JUGA
- Imam Masjid Jangan Cuma Sekadar Hafal Ayat : Harus Berwawasan Komprehensif
- Menag Tulis Pesan Duka Atas Wafatnya Paus Fransiskus di Kedutaan Vatikan
- Menag Gandeng Malaysia Lobi Arab Saudi soal Bayar Dam di Negeri Sendiri
- Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Kenang Momen Hangat Saat di Masjid Istiqlal
- Paus Meninggal, Menag RI : Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Bisa Kita Lupakan!
“Di Masjid Nabi ada sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai orang tua, persiapan kematian juga ada di situ,” ujarnya.
Disampaikan Nasaruddin Umar pula, bahwa Masjid di era Rasulullah SAW adalah pusat informasi terbesar. Sebab seluruh informasi yang masuk akan disampaikan di Masjid tersebut. Bahkan ketika ada kabilah dari luar yang hendak melakukan perdagangan di Madinah akan disampaikan kepada masyarakat melalui masjid.
“Di Masjid nabi di situ juga ada pusat informasi, siapa kabilah yang akan datang dari luar itu diinformasikan di masjid, siap-siap untuk membeli kebutuhannya apa,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja, masjid di era Rasulullah juga difungsikan sebagai sentra kesehatan. Di mana kala itu banyak peperangan yang dilakukan oleh umat Islam melawan musuh-musuh. Dan para sahabat yang perlu pengobatan akan dibawa ke masjid untuk mendapatkan penanganan medis kala itu.
Bahkan Masjid juga difungsikan sebagai kantor pengadilan, serta balai pertemuan lain seperti melakukan kegiatan pernikahan hingga aqiqah.
“Banyak sekali fungsinya. Berfungsi sebagai rumah sakit. Berfungsi sebagai kantor pengadilan, pidana, perdata. Balai pertemuan, ada aqiqah, ada perkawinan. Semua dilakukan di Masjid,” paparnya.
Selain itu juga, Masjid di era Rasulullah SAW juga difungsikan untuk kegiatan tata kelola harta benda, baik dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, jariyah, luqathah atau barang hilang, ghonimah atau harta hasil rampasan perang dan sebagainya.
“Baitul Maal, semua kekayaan negara dikumpulkan di Masjid. Di situ ada Abu Hurairah sebagai direkturnya. Ada 27 laci-laci, pundi-pundi ekonomi islam,” tukasnya.
Dengan khutbah kali ini, ia mengajak umat Islam untuk semakin memperkuat pemberdayaan masjid sebagai sentra kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berislam.
“Membangun masyarakat madani berbasis masjid,” ucap Nasaruddin membacakan tema khutbahnya itu.