HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jumlah korban akibat gempa dahsyat 7.2 magnitudo di Taiwan terus meningkat. Kali ini, diketahui sebanyak 9 orang dinyatakan meninggal dan 1.000 orang luka-luka.
Tak hanya itu, dari jumlah tersebut juga termasuk beserta karyawan hotel yang dinyatakan hilang saat bencana gempa terjadi.
Seorang warga bernama Yu mengatakan bahwa gempa yang terjadi sangat menyeramkan. Ia bahkan tidak berani untuk tidur di dalam rumah.
BACA JUGA
- Video : Jenazah Paus Fransiskus Dibaringkan di Peti Kayu Sederhana
- Dewan Pers Ingatkan Wartawan Patuhi Kode Etik Jurnalistik
- Didukung PAN Maju Pilpres 2029, Presiden Prabowo : Kita Kerja Dulu Untuk Rakyat
- Wapres Gibran Bangga Sepakbola Nasional Mendunia
- Paus Fransiskus Tinggalkan Surat Wasiat Sebelum Meninggal, Ini Isinya
“Gempa susulannya sangat mengerikan. Tidak henti-hentinya. Saya tidak berani tidur di dalam rumah,” kata Yu kepada awak media, dikutip Holopis.com, Kamis (4/4).
Gempa ini merupakan gempa terdahsyat di Taiwan dalam 25 tahun terakhir. Guncangan terasa pukul 8 pagi saat masyarakat sedang sibuk beraktivitas.
Meskipun angka korban meningkat, tim penyelamat terus berhasil menemukan orang yang hilang secara perlahan.
Sebuah helikopter sudah berhasil menyelamatkan enam orang yang terjebak di area pertambangan. Jalur kereta pun sudah mulai di buka pada hari ini, meskipun satu stasiun di kota Hualien masih ditutup karena kerusakan.
Sebagai informasi, ini adalah gempa terbesar di Taiwan sejak gempa berkekuatan 7.6 skala richter yang terjadi pada tahun 1999. Gempa tersebut menewaskan sekitar 2.400 orang dan menghancurkan 50.000 bangunan yang ada di sana.
Pejabat cuaca Taiwan mengatakan bahwa intensitas gempa bumi yang terjadi kemarin adalah jenis gempa yang sangat kuat. Di mana dinding yang terbuat dari beton bertulang akan runtuh, dan orang tidak bisa berdiri tegak hingga harus merangkak.