Prediksi BMKG Cuaca Jateng 31 Desember 2025, Hujan Ringan Warnai Akhir Tahun

40 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (31/12/2025), yang bertepatan dengan hari terakhir di tahun 2025. Berdasarkan pantauan BMKG, mayoritas wilayah Jateng diprediksi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir.

BMKG memprakirakan Kota Semarang akan mengalami hujan ringan dengan suhu udara berkisar antara 23 hingga 28 derajat Celsius. Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di Kabupaten Semarang, yang diprediksi dilanda hujan ringan merata dengan suhu antara 21 hingga 25 derajat Celsius.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Selain Semarang, BMKG juga memprediksi cuaca hujan di sejumlah wilayah lain di Jawa Tengah. Banyumas diperkirakan hujan ringan dengan suhu 23–28 derajat Celsius, sementara Banjarnegara juga diprediksi hujan ringan dengan suhu berkisar 21–26 derajat Celsius.

Untuk wilayah dataran tinggi, BMKG mengingatkan potensi hujan disertai petir. Wonosobo diperkirakan akan mengalami hujan petir dengan suhu 20–24 derajat Celsius, sedangkan Kabupaten Magelang juga berpotensi hujan petir dengan suhu 21–26 derajat Celsius. Adapun Kota Magelang diprakirakan hujan ringan dengan suhu 21–26 derajat Celsius.

- Advertisement -

Wilayah lain seperti Boyolali diperkirakan hujan ringan dengan suhu 22–27 derajat Celsius. Rembang diprediksi hujan ringan dengan suhu 23–28 derajat Celsius, Jepara hujan ringan dengan suhu 23–26 derajat Celsius, Pemalang hujan ringan dengan suhu 23–28 derajat Celsius, serta Brebes yang juga diperkirakan hujan ringan dengan suhu 23–28 derajat Celsius.

Dinamika Atmosfer Jelang Malam Tahun Baru

Dilansir dari laman resminya, BMKG menjelaskan bahwa dinamika atmosfer pada skala global, regional, hingga lokal berperan signifikan dalam memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia hingga sepekan ke depan, termasuk saat malam pergantian tahun menuju 2026.

Pada skala global, El Niño–Southern Oscillation (ENSO) terpantau menguat pada fase negatif yang mengindikasikan La Niña lemah. Kondisi tersebut berpotensi mendukung peningkatan aktivitas konveksi dan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Sementara pada skala regional, BMKG mencatat adanya perbedaan tekanan udara sebesar +13,9 yang menunjukkan perambatan seruakan dingin (cold surge) dari Asia menuju wilayah Indonesia. Nilai Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) yang terpantau sebesar -5,3 juga berada dalam kategori signifikan. Kombinasi dinamika ini diprakirakan akan memengaruhi kondisi cuaca, terutama menjelang dan saat Tahun Baru 2026.

BMKG juga menyoroti kondisi suhu muka laut yang hangat, yang dapat meningkatkan potensi penambahan massa uap air di sejumlah perairan, antara lain pesisir barat dan timur Sumatra, perairan selatan Kepulauan Natuna, perairan sekitar Kalimantan, perairan utara dan selatan Jawa, Teluk Cendrawasih, Teluk Bone, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda, hingga Samudera Pasifik utara Papua.

Selain itu, kombinasi Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby Ekuator diprakirakan aktif di wilayah utara Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Laut Jawa, Maluku, Papua Barat, dan Papua Selatan. Aktivitas ini berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan konvektif dan potensi hujan di wilayah-wilayah tersebut.

BMKG juga memantau keberadaan Siklon Tropis Grant di Samudra Hindia selatan Bengkulu, dengan kecepatan angin maksimum 35 knot atau sekitar 65 km/jam dan tekanan udara minimum 997 hPa, yang bergerak ke arah barat. Siklon ini berpotensi membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di wilayah Samudra Hindia barat Bengkulu, Lampung, hingga selatan Banten.

Di sisi lain, bibit Siklon Tropis 96S terpantau terbentuk di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan kecepatan angin maksimum 15 knot atau sekitar 28 km/jam dan tekanan udara minimum 1008 hPa, bergerak ke arah barat. Bibit siklon ini menginduksi terbentuknya daerah konvergensi dan konfluensi di wilayah NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT) bagian selatan.

Tak hanya itu, sirkulasi siklonik juga terpantau di Laut Natuna sebelah utara Kalimantan Barat serta di barat Aceh, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin di wilayah Aceh, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Kondisi-kondisi tersebut dinilai dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah terdampak.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama hujan lebat disertai petir dan angin kencang, khususnya saat beraktivitas di luar ruangan pada malam pergantian tahun.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
40 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis