HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama (Kemenag) RI menegaskan pendidikan agama Islam menjadi fondasi utama penguatan karakter bangsa sepanjang 2025. Kebijakan PAI diselaraskan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto serta Asta Protas Kementerian Agama, dengan fokus pada moderasi beragama, ketahanan sosial, dan moral publik.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kemenag, Amin Suyitno menyebut, pendekatan kebijakan PAI kini bergeser dari administratif menjadi strategis dan berbasis dampak jangka panjang. Hingga akhir 2025, tercatat 262.971 Guru PAI melayani 41,8 juta siswa Muslim di lebih dari 317 ribu sekolah umum di seluruh Indonesia.
“Sepanjang 2025, Direktorat Pendidikan Agama Islam tidak sekadar mengelola program, tetapi membangun fondasi jangka panjang pendidikan agama Islam sebagai penyangga karakter bangsa,” kata Amin di Jakarta, dikutip Holopis.com, Senin (29/12/2025).
Pada aspek profesionalisme, Kemenag mencatat 90,2 persen guru PAI telah memiliki sertifikat pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sementara 9,8 persen atau sekitar 25.880 guru lainnya menjadi prioritas kebijakan lanjutan pada tahun berikutnya.
Selain peningkatan kompetensi, Amin menyebut pemerintah juga memastikan keberlanjutan kesejahteraan guru melalui pembayaran Tunjangan Profesi Guru (TPG).
“Guru PAI adalah aktor strategis peradaban. Kehadiran negara harus diwujudkan melalui peningkatan kompetensi dan kepastian kesejahteraan,” ujar Amin.
Sementara itu, Direktur PAI Kemenag M. Munir menambahkan, bahwa penguatan literasi keagamaan dan inovasi digital menjadi fokus kebijakan sepanjang 2025, termasuk asesmen literasi beragama serta digitalisasi pembelajaran PAI.
“Seluruh program dirancang sebagai satu ekosistem kebijakan yang saling menguatkan dan berkelanjutan,” kata M. Munir.



