Sejarah Sinterklas, dari Santo Nikolaus hingga Ikon Natal Dunia

6 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTASinterklas merupakan salah satu tokoh yang paling identik dengan perayaan Natal di berbagai belahan dunia. Sosok pria tua berjanggut putih dengan pakaian merah ini kerap dikaitkan dengan hadiah, kebaikan, dan kegembiraan. Namun, di balik citra cerianya, Sinterklas memiliki sejarah panjang yang berakar pada tokoh nyata dan berkembang melalui perjalanan budaya lintas zaman.

Asal-usul Sinterklas dapat ditelusuri dari Santo Nikolaus, seorang uskup yang hidup pada abad ke-4 di Myra, wilayah yang kini berada di Turki. Santo Nikolaus dikenal sebagai sosok yang dermawan, rendah hati, dan gemar membantu kaum miskin, terutama anak-anak. Banyak kisah menyebutkan bahwa ia sering memberikan hadiah secara diam-diam kepada keluarga yang membutuhkan.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Salah satu legenda paling terkenal menceritakan bagaimana Santo Nikolaus membantu tiga gadis miskin dengan melemparkan kantong emas ke dalam rumah mereka pada malam hari, sehingga mereka dapat menikah dan terhindar dari kemiskinan. Kisah-kisah kebaikan inilah yang kemudian membentuk citra Nikolaus sebagai pelindung anak-anak dan simbol kemurahan hati.

Dari Santo Nikolaus ke Sinterklas Modern

Seiring berjalannya waktu, kisah Santo Nikolaus menyebar ke berbagai wilayah Eropa dan mengalami perubahan sesuai budaya setempat. Di Belanda, tokoh ini dikenal sebagai Sinterklaas, yang kemudian dibawa ke Amerika oleh para imigran Belanda pada abad ke-17. Dari sinilah nama ‘Santa Claus’ mulai dikenal luas.

- Advertisement -

Pada abad ke-19, gambaran Sinterklas mulai berubah menjadi lebih modern. Puisi berjudul A Visit from St. Nicholas karya Clement Clarke Moore turut membentuk citra Santa Claus sebagai sosok yang ceria, gemuk, dan datang dengan kereta luncur yang ditarik rusa. Ilustrasi karya Thomas Nast juga berperan besar dalam memperkenalkan tampilan Santa Claus yang kini dikenal secara global.

Citra Sinterklas semakin menguat pada abad ke-20, terutama melalui iklan dan budaya populer. Pakaian merah dengan hiasan putih, tawa khas, serta rumah di Kutub Utara menjadi bagian dari identitas Sinterklas modern yang dikenal anak-anak di seluruh dunia.

Meski tampil dalam berbagai versi dan tradisi, makna utama Sinterklas tetap berakar pada nilai kebaikan, kemurahan hati, dan kepedulian terhadap sesama. Sosok ini menjadi simbol bahwa Natal bukan hanya tentang hadiah, tetapi juga tentang berbagi dan menebar kasih.

Hingga kini, Sinterklas terus hidup dalam imajinasi dan tradisi Natal, menjembatani sejarah panjang dari seorang santo sederhana hingga menjadi ikon global yang menyatukan perayaan lintas budaya dan generasi.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
6 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis