HOLOPIS.COM, VATIKAN – Paus Leo XIV memimpin Misa Natal Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada hari Rabu (24/12/2025), dengan mengajak umat merenungkan makna kelahiran Yesus sebagai terang yang menembus kegelapan dunia dan membawa harapan baru bagi seluruh umat manusia.
Dalam homilinya, Paus mengenang bintang terang yang menerangi malam kelahiran Kristus, sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas. Ia menggambarkan bintang itu sebagai “percikan api yang baru dinyalakan dan menyala dengan kehidupan” yang membuat dunia takjub dan menandai kelahiran Sang Juruselamat.
Paus Leo XIV mengutip sabda Kitab Suci yang menyatakan, “Orang-orang yang hidup dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; orang-orang yang tinggal di negeri yang gelap gulita, atas mereka telah diterangi terang,” yang memberitakan kelahiran Mesias di kota Daud.
Ia menegaskan bahwa kelahiran Kristus adalah kehadiran Allah sendiri di tengah umat manusia. Menurutnya, tanpa kehadiran Kristus, manusia tidak akan ada, karena Dialah sumber kehidupan dan keselamatan.
“Ke dalam ruang dan waktu – di tengah-tengah kita – datanglah Dia yang tanpanya kita tidak akan ada. Dia yang memberikan hidup-Nya bagi kita tinggal di antara kita, menerangi malam dengan terang keselamatan-Nya,” ujar Paus Leo XIV dalam keterangannya yang dikutip dari Vaticannews.
Dalam khotbahnya, Paus menjelaskan bahwa melalui kelahiran Yesus, Allah memberikan diri-Nya sepenuhnya untuk menebus umat manusia dari kejahatan dan menjadikan mereka umat milik-Nya sendiri. Ia mengajak umat untuk “melihat ke bawah”, ke palungan, guna menemukan Allah yang hadir dalam kerendahan.
Ia menekankan paradoks ilahi dalam peristiwa Natal, ketika kemahakuasaan Allah justru bersinar melalui ketidakberdayaan seorang bayi.
“Kemahakuasaan Allah bersinar dalam ketidakberdayaan seorang bayi yang baru lahir; kefasihan Firman yang kekal bergema dalam tangisan pertama seorang bayi,” kata Paus.
Pemilik nama asli Robert Francis Prevostini juga menegaskan, bahwa cahaya ilahi yang memancar dari Yesus membantu manusia mengenali kemanusiaan dalam setiap kehidupan baru. Ia mengingatkan bahwa Tuhan memilih menyatakan diri-Nya dalam setiap manusia sebagai cerminan kasih-Nya sejak penciptaan dunia.
Mengutip Paus Benediktus XVI, Paus Leo XIV menegaskan bahwa ketika manusia diberi ruang, di sanalah Tuhan juga diberi ruang.
Kebijaksanaan Natal dan Kehidupan Baru
Lebih lanjut, Paus mendorong umat untuk mengagumi “kebijaksanaan Natal”, ketika Allah memberikan kehidupan-Nya sendiri kepada dunia melalui Kanak-kanak Yesus. Ia menggambarkan Natal sebagai kisah cinta ilahi yang menarik umat manusia masuk ke dalamnya.
“Sebagai tanggapan atas harapan umat manusia, Ia mengutus seorang anak untuk menjadi firman harapan,” tuturnya.
Paus menekankan bahwa dengan menjadi manusia, Tuhan mengungkapkan martabat tak terbatas setiap pribadi, sebagai kontras dengan dunia yang kerap dipenuhi ambisi untuk mendominasi sesama.
Ia menambahkan bahwa di dalam hati Kristus terjalin ikatan kasih yang menyatukan surga dan bumi, Pencipta dan ciptaan, dan pengenalan akan kasih ini menjadi kunci untuk mengubah sejarah manusia.
Mengingat pesan Paus Fransiskus pada Natal tahun lalu saat pembukaan Pintu Suci Tahun Yubileum, Paus Leo XIV menegaskan bahwa kelahiran Yesus menghidupkan kembali panggilan umat untuk membawa harapan di tengah dunia yang kehilangan harapan.
Ia menutup homilinya dengan mengajak seluruh umat beriman untuk mengalami dan membagikan sukacita Natal sebagai perayaan iman, kasih, dan harapan.
“Anak Yesus menyalakannya di dalam diri kita, menjadikan kita pembawa pesan perdamaian,” pungkas Paus Leo XIV.



