Kehadiran Masjid di Momen Natal Jadi Praktik Keagamaan Bernilai Mulia

9 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sebanyak 6.919 Masjid Ramah Pemudik untuk melayani masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Program Masjid Ramah Pemudik bukan hal yang baru, mengingat program ini juga dilaksanakan pada periode mudik Hari Raya Idulfitri atau Lebaran lalu.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad menyampaikan, membuka masjid untuk melayani musafir merupakan praktik keagamaan bernilai luhur.

“Pada hakikatnya kita semua adalah musafir. Ketika masjid dibuka dan dimanfaatkan layanannya, itu adalah praktik keagamaan yang sangat mulia,” katanya, dikutip Holopis.com, Rabu (24/12/2025).

- Advertisement -

Abu Rokhmad menekankan, momentum akhir tahun memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial kemasyarakatan. Selain perayaan Natal bagi umat Nasrani, periode ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk libur sekolah dan perjalanan Tahun Baru.

“Sebagaimana Idulfitri, ada aspek syariat dan ada pula aspek sosial. Mudik dan liburan adalah fenomena kemasyarakatan yang dinikmati bersama,” ujar Abu Rokhmad.

Abu Rokhmad juga memastikan Kemenag akan terus menyempurnakan program Masjid Ramah Pemudik, termasuk untuk menyambut arus mudik Lebaran Idulfitri mendatang.

“Kerukunan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” tegasnya.

Diketahui, program Masjid Ramah Pemudik pada periode Nataru 2026 diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (23/12/2025).

Dalam peluncuran program tersebut, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Masjid Ramah Pemudik merupakan wujud nyata toleransi dan pelayanan keagamaan yang hadir langsung di ruang publik.

Menurutnya, fungsi masjid tidak sebatas tempat ibadah, melainkan juga ruang kemanusiaan yang melayani semua kalangan, termasuk pada momen Nataru ini yang diharapkan menjadi titik singgah aman dan nyaman bagi pemudik maupun musafir.

“Ini adalah bukti bahwa toleransi di Indonesia tidak berhenti pada tataran wacana. Masjid adalah rumah bagi siapa pun,” ujar Menag dalam sambutannya secara virtual.

Menag menjelaskan, ribuan masjid yang disiapkan pada momentum Nataru 2025–2026 akan memberikan berbagai layanan bagi pemudik dan pengguna jalan.

Ia mengimbau pengelola masjid untuk mengutamakan kenyamanan dan keselamatan para musafir.

“Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat agar para pengemudi tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” katanya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Arsad Hidayat menjelaskan bahwa Kick-off Masjid Ramah Pemudik Nataru merupakan pelaksanaan perdana, meski konsep serupa telah diterapkan pada arus mudik Idulfitri sebelumnya.

“Masjid Ramah Pemudik ini menegaskan bahwa masjid melayani seluruh warga, termasuk masyarakat nonmuslim, sebagai wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar Arsad.

Ia menambahkan, program tersebut merupakan bagian dari kebijakan Kemenag tentang masjid ramah, yang mencakup masjid ramah lansia, ramah anak, ramah perbedaan, ramah lingkungan, serta masjid sebagai ruang penyelesaian persoalan sosial.

“Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat yang aman, bersih, dan nyaman menjadi salah satu faktor penting dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas,” tutupnya.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
9 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis