P Diddy Marah dengan Dokumenter Negatif Tentangnya yang Dibuat 50 Cent
HOLOPIS.COM, JAKARTA - Reaksi keras datang dari pihak Sean 'P Diddy' Combs setelah dokumenter Sean Combs : The Reckoning tayang secara global di Netflix pada 2 Desember. Proyek yang diproduseri 50 Cent itu langsung memicu respons tajam dari kubu Combs.
“Shameful hit piece, stolen footage that was never authorized for release” (sebuah serangan memalukan yang memakai rekaman curian yang tidak pernah diizinkan untuk dirilis), demikian pernyataan juru bicara P Diddy yang tidak disebutkan namanya, dikutip Holopis.com, Minggu (07/12).
Tuduhan itu membuat Netflix dimintai penjelasan. Perwakilan platform tersebut tidak memberikan komentar tambahan, tetapi merujuk pada pernyataan sutradara dokumenter, Alexandria Stapleton.
“It came to us, we obtained the footage legally and have the necessary rights (rekamannya kami terima secara resmi, diperoleh secara legal, dan hak penggunaannya lengkap),” ujar Stapleton.
“We moved heaven and earth to keep the filmmaker’s identity confidential (kami melakukan segala cara untuk menjaga kerahasiaan pembuat film itu),” lanjutnya.
Kemudian ia menambahkan bahwa Sean Combs atau P Diddy memang kerap kali merekam dirinya dan itu sudah menjadi obsesi yang lama.
“One thing about Sean Combs is that he’s always filming himself, and it’s been an obsession throughout the decades (Sean Combs selalu merekam dirinya sendiri, dan itu menjadi obsesinya selama bertahun-tahun),” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa timnya sudah meminta komentar dari pihak hukum Combs beberapa kali, tetapi tidak mendapat respons.
Sebagai informasi, dokumenter tersebut menyoroti perjalanan karier P Diddy sekaligus sejumlah tuduhan berat yang kini menjeratnya. Mulai dari pelecehan seksual hingga kekerasan dan perdagangan manusia, berbagai kasus itu disebut berlangsung selama beberapa dekade.
Rilis dokumenter ini kembali menempatkan nama P Diddy di pusat perhatian publik. Sementara 50 Cent menyebut proyek tersebut sebagai salah satu dokumenter paling berani yang pernah ia kerjakan, pihak Combs menilai film itu sebagai upaya merusak reputasinya di tengah proses hukum yang masih berjalan.