HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, menyatakan kelompoknya bersedia menyerahkan senjata apabila pendudukan Israel benar-benar berakhir. Pernyataan itu disampaikan dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Sabtu (6/12).
“Senjata kami berkaitan dengan keberadaan pendudukan dan agresi, dan jika pendudukan berakhir, senjata ini akan diserahkan kepada negara,” demikian disampaikan al-Hayya, dikutip Holopis.com, Sabtu (06/12).
Ia menambahkan bahwa pembahasan mengenai persoalan senjata masih berlangsung.
“(Persoalan) senjata masih dalam pembahasan dengan faksi-faksi dan para mediator, dan kesepakatan masih berada pada tahap awal,” ujarnya.
Al-Hayya juga mengungkapkan bahwa area baru akan dimasuki pada Minggu (7/12) untuk mencari jasad sejumlah tawanan pihak Israel. Menurutnya, proses tersebut masih menjadi bagian dari mekanisme gencatan senjata.
Terkait kondisi kemanusiaan di Gaza selama gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober, al-Hayya menilai Israel masih menghambat distribusi kebutuhan pokok. “Israel menghalangi masuknya beberapa material ke Gaza seolah-olah kita masih berada di tengah perang,” katanya.
“Kami tidak puas dengan jumlah bantuan yang masuk ke Jalur Gaza dan menyerukan kepada para mediator untuk melakukan intervensi,” tambahnya.
Sebagai informasi, Hamas sebelumnya menegaskan bahwa pelucutan senjata merupakan batas yang tidak dapat dinegosiasikan, sedangkan Israel tetap mensyaratkan pelucutan senjata kelompok-kelompok di Gaza sebagai poin utama dalam fase kedua perjanjian gencatan senjata.



