Berbagai Risiko Telah Terlewati, Airlangga Pede Ekonomi RI 2026 Kian Moncer


Oleh : Khoirudin Ainun Najib

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku optimis kinerja ekonomi nasional pada 2026 kian cemerlang, mengingat seluruh risiko pertumbuhan telah berhasil dilewati dengan baik pada tahun ini.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam keynote speech Pembukaan HUT ke-68 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan IFAC Connect Asia Pacific 2025 di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Airlangga menyebut, meskipun dunia tengah diguncang pergeseran geopolitik, tantangan iklim, dan disrupsi teknologi, Indonesia masih mampu menjaga stabilitas dan mempertahankan momentum ekspansi ekonomi.

“Dengan indikator-indikator ini, seluruh risiko pertumbuhan untuk 2026 telah terkelola dan terserap pada tahun ini. Pada 2026, risiko positif diperkirakan akan lebih dominan daripada negatif,” ujar Airlangga, dikutip Holopis.com, Kamis (4/12/2025).

Sehingga, lanjut dia, peluang Indonesia mencatat laju ekonomi di atas target dasar 5,4 persen pada tahun 2026 semakin terbuka lebar.

“Sejalan dengan target APBN, kami optimistis pertumbuhan ekonomi di 2026 dapat melampaui target dasar 5,4 persen. Kami juga akan mengakselerasi mesin ekonomi baru yang menjadi prioritas yakni ekonomi hijau dan ekonomi digital,” ungkap Airlangga penuh keyakinan.

Airlangga memaparkan bahwa sejumlah indikator ekonomi kunci menunjukkan penguatan menjelang akhir 2025. Aktivitas manufaktur tetap berada di zona ekspansi dengan PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada November 2025.

Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat di level 121,2 pada Oktober 2025, menandakan sentimen masyarakat yang tetap solid.

Pengeluaran rumah tangga juga menunjukkan konsistensi penguatan. Mandiri Spending Index tercatat di level 312,8 per 26 Oktober 2025, memperlihatkan tingginya aktivitas konsumsi.

Dari sisi industri otomotif, penjualan sepeda motor tumbuh 8,4 persen (yoy), sedangkan penjualan mobil mulai menunjukkan pemulihan.

Indikator-indikator ini, kata Airlangga, menjadi sinyal kuat bahwa fondasi ekonomi Indonesia cukup kokoh untuk menyambut 2026 dengan optimisme tinggi.

Selain pertumbuhan konvensional, pemerintah juga bersiap mempercepat pengembangan dua mesin ekonomi baru, yakni ekonomi hijau dan ekonomi digital.

Airlangga menegaskan bahwa keduanya memiliki potensi besar untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan daya saing, serta menyedot investasi global berkualitas tinggi.

Dorongan untuk melakukan transformasi energi, hilirisasi industri masa depan, serta percepatan digitalisasi nasional juga disebut menjadi katalis penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tetap kuat dan berkelanjutan.

Tampilan Utama