HOLOPIS.COM, JAKARTA – Keegoisan manusia dinilai jadi salah satu pemicu satwa liar terancam punah dan kerap membahayakan ekosistem satwa liar. Sikap negatif manusia itu yang jadi asal usul Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia yang selalu diperingati setiap 4 Desember.
Menukil dari laman Earth, ada alasan 4 Desember itu selalu diperingati untuk membahas spesies yang terancam punah pada Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Dari peringatan Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia, species yang paling invasif di Bumi ternyata adalah manusia.
“Ya, keegoisan manusia mendorong makhluk alam yang paling menakjubkan menuju kepunahan dan menyebabkan kerusakan parah pada ekosistem satwa liar,” tulis Earth yang dikutip pada Kamis, (4/12/2025).
Earth menyampaikan perlu meluangkan waktu sejenak untuk memahami asal-usul Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Penting hal itu bisa dipahami untuk meningkatkan kesadaran, refleksi, dan aksi yang terutama berfokus pada isu-isu yang mengancam keseimbangan keanekaragaman hayati satwa liar di Bumi.
“Hari ini berfungsi sebagai seruan untuk melindungi spesies satwa liar dari keserakahan manusia akan bagian-bagian dan produk hewan ilegal yang dijual di pasar gelap,” lanjut Earth.

Dijelaskan bahwa manusia sudah melakukan intervensi terhadap ekosistem alam dunia sudah selama berabad-abad. Manusia punya kepentingan. Tapi, dari dampak kepentingan itu ada dampak negatif terhadap satwa liar hingga lingkungan sekitar.
Earth pun menyebut kelakuan manusia yang berbahaya seperti alih fungsi hutan untuk pertanian, berburu, menebang hutan untuk pembuatan kapal, hingga menjebak hewan demi mendapatkan uang.
“Eksploitasi ini pada akhirnya menyebabkan penurunan drastis populasi satwa liar di seluruh dunia,” jelas Earth.
Figur Hillary Clinton punya peran penting dalam memicu keberadaan semangat Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Hillary bisa meningkatkan kesadaran di kalangan konservasionis dan pecinta satwa liar. Selain itu, istri dari Presiden AS ke-42 Bill Clinton itu mengusulkan rencana strategis dari Gedung Putih untuk mengatasi masalah perdagangan satwa liar global.
Melansir dari Discovery, Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia bertujuan untuk melindungi spesies yang terancam punah. Sejak 2012, tanggal 4 Desember telah diperingati sebagai Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia.
Discovery pun membeberkan beberapa fakta tentang spesies yang saat ini ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah. Salah satunya Gorila barat dataran rendah.
Spesies dari Afrika itu hidup di hutan hujan yang paling terpencil dan lebat. Penurunan populasi spesies ini disebabkan oleh aksi perburuan liar. Imbas perburuan itu, species itu jadi langka.
“Dan, kemungkinan akan membutuhkan waktu hampir satu abad untuk pulih,” tulis Discovery dikutip pada Kamis, (4/12/2025).
Lalu, ada satwa Penyu Sisik yang juga terancam punah. Hewan ini biasa hidup di perairan tropis di sekitar terumbu karang. Spesies itu merupakan bagian penting dalam menjaga ekosistem.
Kemudian, ada Gajah Sumatera yang populasi globalnya kini kurang dari 3.000. Spesies Gajah Sumatera terancam punah karena ancaman terhadap habitatnya.
Menurut Discovery, Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia berawal dari janji Departemen Luar Negeri AS. Saat itu, janji AS untuk melindungi satwa liar dengan mendorong perlindungan bagi spesies di seluruh dunia.



