HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan secara rinci penggunaan suntikan dana sebesar Rp23,7 triliun yang diterima dari BPI Danantara. Dana tersebut terdiri atas shareholder loan (SHL) senilai US$405 juta dan penyertaan modal tunai sebesar US$1 miliar.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto, menjelaskan bahwa alokasi dana difokuskan pada kebutuhan paling kritikal untuk mendukung pemulihan operasional maskapai.
Dari total dana, sekitar 47 persen atau Rp11,2 triliun digunakan untuk penyehatan dan pemeliharaan pesawat Citilink, sementara 37 persen atau Rp8,7 triliun dialokasikan bagi pemeliharaan pesawat Garuda Indonesia.
Selain itu, perusahaan juga mengalokasikan dana untuk melunasi kewajiban energi Citilink kepada Pertamina sebesar US$225 juta. Langkah ini dilakukan guna menyelesaikan utang Citilink kepada BUMN migas tersebut.
Thomas menegaskan bahwa dukungan pendanaan ini tidak hanya menyasar pemulihan armada, tetapi juga memperkuat struktur permodalan perseroan. Melalui aksi korporasi tersebut, komposisi free float saham publik tetap terjaga di level 8 persen, jumlah saham beredar meningkat menjadi 407 miliar lembar, dan modal dasar perusahaan diperkuat hingga Rp100 triliun.
“Tujuan utamanya jelas untuk memperkuat ekuitas dan likuiditas kami, memastikan pemulihan operasional berjalan lebih konsisten, serta meningkatkan reliabilitas armada sebagai layanan Garuda Indonesia,” ujar Thomas dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (1/12).
Ia menambahkan bahwa pemulihan operasional menjadi prioritas utama di tengah upaya Garuda dan Citilink meningkatkan utilisasi pesawat, menjaga keandalan layanan, serta memastikan stabilitas finansial pasca penataan ulang kewajiban perusahaan.



