Mengenal Jensen Huang, Sosok di Balik Raksasa Teknologi Nvidia

5 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jensen Huang dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan Nvidia, perusahaan teknologi raksasa yang mendominasi pasar kartu grafis dan komputasi berbasis GPU. Namanya juga masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Jensen Huang lahir pada 17 Februari 1963 di Tainan, Taiwan, dari pasangan Huang Hsing-tai dan Lo Tsai-hsiu. Pada usia lima tahun, ia pindah ke Thailand bersama keluarganya. Namun situasi geopolitik saat itu, tepatnya konflik Perang Vietnam, membuat keluarganya tidak menetap lama.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Ketika Huang berusia sembilan tahun, ia dan kakaknya dikirim ke Tacoma, Washington, Amerika Serikat, untuk tinggal bersama paman mereka. Sementara kedua orang tuanya tetap di Thailand.

Kepindahan ini menjadi titik awal perjalanan panjangnya dalam dunia pendidikan dan teknologi.

- Advertisement -

Pasalnya setelah menetap di Amerika, Jensen Huang menempuh pendidikan tinggi di Oregon State University dan lulus pada 1984 dengan gelar teknik elektro.

Ia kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister di Stanford University, dan meraih gelar Master of Science dalam bidang yang sama pada 1992.

Awal Karir Jansen Huang

Sebelum mendirikan Nvidia, Huang sempat bekerja di sejumlah perusahaan teknologi besar. Ia memulai karier di AMD (Advanced Micro Devices) sebagai direktur teknologi. Setelah itu, ia bergabung dengan LSI Logic sebagai direktur komunikasi dan produk.

Pengalaman di dua perusahaan tersebut memberinya pemahaman mendalam tentang industri chip dan teknologi grafis, pengetahuan yang kelak menjadi fondasi pendirian Nvidia.

Kisah Berdirinya Nvidia

Pada 1993, di usia 30 tahun, Jensen Huang bersama dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem, mendirikan Nvidia. Uniknya, ide perusahaan ini dirumuskan di sebuah restoran Denny’s di San Jose, California.

Nama “Nvidia” berasal dari kata Latin “invidia”, yang berarti “iri” atau “envy”. Nama ini mencerminkan ambisi mereka untuk menciptakan produk yang membuat para pesaing iri dan tertinggal.

Visi utama Nvidia saat itu adalah menghadirkan chip grafis yang mampu memberikan pengalaman visual terbaik bagi pengguna komputer, terutama di tengah pertumbuhan pesat industri gaming.

Namun perjalanan Nvidia tidak selalu mulus. Produk pertama mereka, NV1 meluncur pada 1995 dan gagal di pasaran karena tidak kompatibel dengan standar industri. Kegagalan ini hampir membuat Nvidia gulung tikar.

Namun Jensen Huang memilih bangkit dan mengubah strategi perusahaan. Ia memutuskan untuk mengikuti standar industri dan fokus pada pengembangan teknologi yang lebih adaptif.

Pada 1999, Nvidia merilis GeForce 256, yang dikenal sebagai GPU (Graphics Processing Unit) pertama di dunia. Produk ini merevolusi teknologi grafis dan langsung menjadi favorit para gamer serta pengembang perangkat lunak.

Kesuksesan GeForce membuka jalan bagi Nvidia untuk terus mengembangkan teknologi GPU generasi berikutnya, yang tidak hanya mendominasi dunia gaming, tetapi juga menjadi tulang punggung kecerdasan buatan (AI), data center, hingga komputasi berkinerja tinggi (HPC).

Transformasi Nvidia

Di bawah kendali Huang, Nvidia berkembang dari perusahaan kecil yang hampir bangkrut menjadi salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia dengan valuasi mencapai triliunan dolar.

Teknologi Nvidia kini digunakan di berbagai sektor, mulai dari kendaraan otonom, superkomputer, pengembangan AI generatif, hingga riset ilmiah berskala global.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
5 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis