HOLOPIS.COM, Jakarta – Jumlah korban yang meninggal dunia dalam bencana hidrometeorologi di Sumatera Utara terus bertambah. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat ada 116 korban meninggal dunia.
Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan selain 116 meninggal dunia, ada 42 orang dalam masih dalam pencarian. Dia menuturkan untuk bencana Sumatera tahun ini, daerah dengan dampak terparah adalah Sumatera Utara, terutama Tapanuli Tengah atau Tapteng.
“Rinciannya Tapanuli Utara meninggal 11, Tapanuli Tengah meninggal 47, Tapanuli Selatan 32 meninggal dunia, Kota Sibolga ada 17 yang meninggal dunia, Humbang Hasundutan ada 6 meninggal dunia. Kemudian, Kota Padang Sidempuan ada 1, Pakpak Bharat ada 2,” kata Suharyanto di Jakarta, Jumat, (28/11/2025).
Dia menuturkan untuk Mandailing Natal belum ada laporan korban meninggal. Namun, ia menyampaikan data terkait bencana Sumatera termasuk di Sumut akan terus diperbaharui.
Suharyanto mengatakan demikian karena masih banyak area lokasi yang belum diakses karena longsor yang parah. Dengan demikian, diduga ada kemungkinan korban jiwa di lokasi yang masih sulit diakses.
“Data ini masih akan berkembang terus karena masih ada titik-titik yang belum bisa ditembus,” tutur Suharyanto.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk persoalan komunikasi dan transportasi di Sumut saat ini sudah relatif lebih baik dibandingkan tiga hari sebelumnya.
Dia menuturkan tim SAR gabungan akan terus berusaha menembus jalur vital yang masih sulit dari ditembus.
“Ini adalah urat nadi atau jalan yang sangat vital, tetapi sekarang masih proses untuk pembukaan, dibuka oleh satgas gabungan,” ujar Suhariyanto.
Berikut data sementara korban meninggal imbas bencana longsor dan banjir di Sumut:
– Tapanuli Tengah 47 orang
– Tapanuli Selatan 32 orang
– Sibolga 17 orang
– Tapanuli Utara 11 orang



