HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Busan) meminta pelaku usaha untuk lebih aktif memanfaatkan perjanjian dagang yang telah disiapkan pemerintah guna mendorong perluasan pasar ekspor Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Perluasan Pasar Ekspor ke Peru dan Tunisia: Potensi, Peluang, dan Tantangan IP-CEPA dan IT-PTA yang digelar di Auditorium PPEJP Kementerian Perdagangan, Selasa (25/11).
“Ketika pemerintah sudah membuka akses pasar, sudah membuat perjanjian, Bapak-Ibu semua harus aktif, karena pemanfaatan CEPA atau EPA itu rata-rata 80%,” ujar Mendag Busan, sebagaimana dalam informasi yang diterima Holopis.com, Selasa (25/11).
Busan menegaskan bahwa pemerintah telah membuka berbagai akses pasar melalui perjanjian CEPA dan EPA yang memberikan fasilitas dan peluang kerja sama lebih luas. Namun, keberhasilan pemanfaatannya sangat bergantung pada keterlibatan dunia usaha.
Ia menjelaskan bahwa perluasan pasar ekspor menjadi salah satu program Kemendag untuk meningkatkan daya saing produk nasional di luar negeri.
“Pada pagi ini adalah bagian dari program Perluasan Pasar Ekspor. Jadi kita harus punya banyak akses pasar ke berbagai negara,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Budi juga memaparkan tiga program strategis yang dijalankan Kemendag, yaitu Pemenang Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, serta UMKM Bisa Ekspor. Ketiga program itu disebut sebagai fondasi penguatan perdagangan Indonesia secara menyeluruh, mulai dari stabilitas pasar domestik hingga perluasan jaringan ekspor.
Ia menambahkan bahwa UMKM juga menjadi sasaran dalam agenda perluasan ekspor. Dengan fasilitas perjanjian dagang yang semakin terbuka, UMKM dinilai memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar global.
“Makanya kita punya tiga program. Yang pertama adalah Pemenang Pasar Dalam Negeri, yang kedua Perluasan Pasar Ekspor, dan yang ketiga UMKM Bisa Ekspor,” ujarnya.
