HOLOPIS.COM, JAKARTA – Polemik Yahya Cholif Staquf alias Gus Yahya yang didesak mundur dari posisi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut disorot media Israel. Pemicu desakan Gus Yahya agar mundur karena mengundang tokoh pro Israel, Peter Berkowitz ke acara internal PBNU, Agustus lalu.
Dari ulasan Times of Israel, tokoh Nahdlatul Ulama meminta Gus Yahya mengundurkan diri karena langkah kontroversialnya yang mengundang Berkowitz. Dari laporan media itu, Gus Yahya diberi waktu tiga hari untuk bersedia mundur dari Ketum PBNU.
Namun, jika tak mau mundur, maka Gus Yahya dicopot dari jabatannya. Hal itu berdasarkan risalah Rapat Harian Syuriah PBNU.
“NU menyebut undangan Staquf kepada seseorang yang berafiliasi dengan jaringan Zionisme Internasional untuk acara internal dan dugaan salah urus keuangan sebagai alasan pemecatannya,” demikian ulasan The Times of Israel yang dikutip pada Minggu, (23/11/2025).
Media itu juga mengutip Reuters soal pernyataan salah seorang pengurus NU soal desakan mundur Gus Yahya karena undangan kepada cendekiawan Amerika Serikat (AS), Peter Berkowitz. Undangan itu agar Berkowitz hadir sebagai pembicara dalam acara pelatihan akademi NU pada Agustus.
Kehadiran Berkowitz itu pun membuat Gus Yahya dikritik berbagai pihak di Tanah Air. Lalu, Gus Yahya menyampaikan permintaan maaf atas undangan itu.

Alasan Gus Yahya yang ditulis Times of Israel sebagai kekeliruan karena tak memeriksa latar belakang Berkowitz dengan saksama.
Pun, Times of Israel menyebut Berkowitz sering menulis untuk mendukung kampanye Israel melawan Hamas di Gaza. Dari tulisan Berkowitz itu salah satunya pada bulan September yang bertujuan membantah tuduhan adanya genosida yang dilakukan Israel.
Media itu pun menarasikan bahwa Israel dengan lantang membantah genosida dalam kampanye militernya melawan Hamas. Times of Israel malah menyinggung serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang jadi pemicu agresi militer ke Jalur Gaza.
Menurut media itu, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan 1.200 warga israel. Pun, lebih dari 200 warga Israel ditahan.



