HOLOPIS.COM, JAKARTA – Fenomena quiet quitting kini bukan lagi milik dunia kerja. Di kalangan Gen Z, khususnya mahasiswa, tren ini mulai terlihat, meski seringkali dibalut dengan senyum, story Instagram, dan rutinitas kampus yang tampak normal. Padahal, di balik itu gen Z sudah kelelahan secara mental.
Mereka hadir, tapi mentally checked out. Mereka ikut rapat, tapi kamera mati dan mic mute. Mereka ngerjain tugas, tapi cuma biar nggak ketinggalan deadline.
Inilah versi quiet quitting ala Gen Z, tetap jalan, tapi tidak lagi mengeluarkan energi 100%. Awalnya, istilah quiet quitting muncul di dunia kerja sebagai gambaran karyawan yang hanya melakukan tugas pokok tanpa ambisi lebih. Namun sekarang, mahasiswa pun mulai merasakannya.
Rutinitas yang padat kuliah dari pagi, rapat organisasi sore, revisian tugas malam, ditambah ekspektasi untuk selalu produktif membuat banyak Gen Z di kampus merasa burnout lebih cepat.
Budaya “sibuk itu keren” yang berkembang di lingkungan kampus juga membuat banyak mahasiswa merasa harus selalu tampil aktif. Padahal, di balik notulen rapat, tugas individu, dan proyek kelompok, ada mahasiswa yang sebenarnya hanya ingin tidur.
Alih-alih total menyerah, banyak Gen Z memilih mode bertahan dengan menjalankan kewajiban secukupnya sambil menjaga sisa energi mental yang mereka punya.
Bukan karena malas, tapi karena kewarasan itu mahal. Gen Z paham betul bahwa memaksa diri terus produktif bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Quiet Quitting jadi Self-Care
Menariknya, bagi sebagian Gen Z, quiet quitting justru menjadi bentuk self-care. Cara halus untuk bilang, “Aku lagi capek, but please don’t disturb.” Namun, para ahli juga mengingatkan bahwa jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama, mahasiswa bisa kehilangan motivasi dan arah.
Fenomena ini pun menjadi alarm bareng bahwa kampus bukan sekadar tempat menuntut ilmu, tapi juga ruang untuk tumbuh. Dan tumbuh itu butuh istirahat.
Pada akhirnya, quiet quitting di kalangan Gen Z bukan tanda kemunduran, melainkan sinyal bahwa mereka sedang mencari keseimbangan.



