Mengulik Sejarah Tiramisu dan Perdebatan Alkohol dalam Dessert Ikonik Italia


Oleh : Aisha Balqis Salsabila

HOLOPIS.COM, JAKARTA — Di antara sekian banyak dessert khas Italia, tiramisu hampir selalu berada di posisi teratas. Teksturnya yang lembut, aroma kopinya yang kuat, dan rasa creamy yang khas membuat siapa pun mudah jatuh cinta pada hidangan penutup satu ini.

Namun, di balik kepopulerannya, ada satu pertanyaan yang kerap muncul di meja makan hingga kolom komentar media sosial, benarkah tiramisu mengandung alkohol?

Bagi banyak orang, terutama umat Muslim hingga ibu hamil, keberadaan alkohol dalam makanan menjadi perhatian penting. Namun untuk memahami jawabannya, perjalanan harus dimulai dari dapur tempat tiramisu pertama kali diciptakan.

Rasa yang Tak Pernah Gagal Memikat

Tiramisu klasik tersusun dari biskuit ladyfinger yang dicelupkan dalam kopi pekat, lalu disusun bersama krim yang dibuat dari campuran telur dan keju mascarpone. Lapisan tersebut kemudian ditaburi bubuk kakao tanpa pemanis, memberi sentuhan pahit yang membalut manisnya krim.

Saat semua unsur itu berpadu, hadir rasa manis, pahit, dan creamy yang lembut di lidah perpaduan yang membuat tiramisu cocok bagi siapa pun yang ingin dessert lezat tanpa terlalu manis.

Dari “Tireme su” Menuju Tiramisu

Menurut Accademia del Tiramisù, nama tiramisu berasal dari dialek Treviso, tireme su, yang berarti “jemput aku” atau “angkat aku”. Nama itu kemudian berubah menjadi tiramisù dalam bahasa Italia pada abad ke-20. Tak hanya namanya yang menarik, sejarahnya pun tak kalah unik.

Tiramisu dipercaya lahir di Treviso pada tahun 1800. Versi populer menyebutkan, dessert ini pertama kali diracik oleh seorang maitresse di sebuah rumah bordil. Pemiliknya, Siora, terkesan dengan hidangan itu dan mulai menyajikannya kepada para pelanggan. Konon, tiramisu diberikan sebagai “penambah semangat” bagi para tamu sebelum mereka pulang dan menghadapi kehidupan rumah tangga. Karena asal-usulnya yang dianggap cabul, cerita ini baru dibeberkan pasca Perang Dunia II.

Namun, seperti banyak hidangan legendaris lainnya, tiramisu punya lebih dari satu klaim asal. Ada Friuli-Venezia Giulia yang menyebut resep tiramisu sudah dicatat sejak 1959 oleh Norma Pielli di penginapannya di Alpen Tolmezzo. Ada pula Ado Campeol, pemilik restoran Le Beccherie, yang mengadaptasi hidangan bernama coppa imperiale pada awal 1960-an. Resep versi Le Beccherie bahkan resmi tercatat di Accademia Italiana della Cucina pada 2010.

Lalu, Bagaimana dengan Alkohol?


Perdebatan seputar alkohol dimulai ketika banyak versi modern tiramisu menambahkan wine marsala atau rum ke dalam campurannya. Penambahan ini disebut memberikan aroma karamel dan vanila yang menyatu dengan rasa kopi.

Namun, pakar kuliner Italia menegaskan bahwa tiramisu tradisional tidak menggunakan alkohol. Bahkan, mereka menjelaskan bahwa jika mengandung alkohol, nama hidangannya mungkin berubah menjadi tiramigiù, yang berarti “jatuhkan aku”, bukan tiramisù yang berarti “angkat aku”.

Dengan kata lain, alkohol bukan bagian dari resep asli hanya variasi modern yang berkembang di berbagai negara.

Pilihan Kembali ke Meja Masing-Masing

Setelah menelusuri sejarahnya yang panjang dan berliku, jawaban mengenai alkohol pada tiramisu sebenarnya sederhana, tergantung versi yang dibuat. Ada tiramisu otentik yang sama sekali bebas alkohol, dan ada pula versi modern yang menambahkan wine untuk memperkaya rasa.

Tampilan Utama
/