HOLOPIS.COM, JAKARTA – Nama Ibnu Rusyd selalu muncul sebagai salah satu tokoh paling mencolok dalam sejarah intelektual Islam.
Figur yang hidup pada abad ke-12 ini bukan hanya dikenal sebagai filsuf Muslim, tetapi juga sebagai sosok yang pemikirannya mengguncang tradisi, baik di dunia Islam maupun Eropa.
Lahir dari Keluarga Ilmuwan dan Hakim
Ibnu Rusyd, yang dikenal dunia Barat sebagai Averroes, lahir di Kordoba pada 1126. Kota ini saat itu merupakan pusat peradaban Andalusia, tempat ilmu berkembang seperti aliran sungai yang tak berhenti.
Ia berasal dari keluarga terpandang. Kakeknya, Abdul-Walid Muhammad, dan ayahnya, Abdul-Qasim Ahmad, pernah menjabat sebagai kepala hakim Kordoba.
Berbeda dari beberapa filsuf besar lainnya, Ibnu Rusyd tidak meninggalkan autobiografi. Akibatnya, sebagian kisah hidupnya tersusun dari potongan dokumen dan catatan sejarah yang ditemukan jauh setelah ia wafat.
Dokter, Hakim, hingga Penasihat Para Khalifah
Kemampuan intelektual Ibnu Rusyd membuatnya dipercaya mengemban peran penting di pemerintahan. Ia menjadi dokter pribadi Khalifah Abū Yaʿqūb Yūsuf dan putranya, Abū Yūsuf Yaʿqūb.
Selain itu, ia juga meneruskan jejak keluarganya sebagai kepala hakim Kordoba. Dua profesi ini saja sudah cukup menggambarkan betapa luasnya kapasitas intelektual Ibnu Rusyd.
Namun, di balik aktivitas medis dan hukum, Ibnu Rusyd tetap menjadikan filsafat sebagai rumah utama bagi pikirannya.
Menggugat Tradisi, Menantang Pemikiran



