Rizki Nur Fadhilah Tegaskan Bukan Korban TPPO : Saya Baik-baik Saja kok
HOLOPIS.COM, JAKARTA - Pesepakbola muda asal Bandung Rizki Nur Fadhilah buka suara perihal dugaan terkait dirinya yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja. Pria berusia 18 tahun itu menegaskan, dirinya baik-baik saja dan ingin pulang ke Indonesia dengan alasan tidak betah.
Sebelumnya diketahui, viral di muka publik Rizki Nur Fadhilah diduga jadi korban TPPO di Kamboja. Dari kronologi yang diunggah akun Instagram @pengamatsepakbola seperti dikutip Holopis.com, Rizki dijemput dari Jakarta ke Medan untuk ikut seleksi, namun ternyata diterbangkan ke Malaysia hingga Kamboja.
“Seorang pesepakbola muda bernama Rizki Nur Fadhilah (18 tahun) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja,” tulis caption.
“Menurut ayahnya, Rizki mendapat tawaran bermain sepak bola di Medan melalui Facebook. Rizki lalu dijemput dari Jakarta ke Medan. Dari Medan ternyata dibawa lagi ke Malaysia dan Kamboja.”
Kemudian, dikabarkan bahwa Rizki di Kamboja ditelantarkan dan dipaksa bekerja mencari korban penipuan online.
“Jika tidak mencapai target dirinya mendapatkan kekerasan fisik. Hingga kini posisi pasti Rizki belum diketahui.”
Tentunya kejadian tersebut menyita perhatian publik, bahkan beberapa pesepakbola Tanah Air, seperti hal nya Rizky Dwi Pangestu, Andhika Ramadhanti memberikan pesan dukungan terhadap Rizki Nur melalui media sosialnya, dengan harapan bisa mendapat bantuan optimal dari pemerintah untuk bisa memulangkannya.
Menanggapi isu tersebut, Rizki Nur Fadhilah menegaskan berita dirinya menjadi korban TPPO adalah tidak benar.
"Saya ingin meluruskan fakta terkait isu yang sedang beredar dikarenakan itu tidak benar. Itu kemauan saya sendiri, dan tidak ada paksaan. Dan di sini saya baik-baik saja," ucap Rizki.
"Kondisi saya aman.Tadi saya sudah dikasih makan. Itu dibikin cerita karena saya ingin pulang cepat," tambahnya.
Rizki juga menyampaikan, alasan dirinya ingin pulang ke Tanah Air karena beralasan tidak betah.
"Berangkat ke sini (Kamboja) tidak ada pemaksaan apalagi kekerasan. Intinya saya ingin pulang ke sana karena saya tidak betah di sini," imbuhnya.