Selain forum 2+2, Menlu Sugiono melakukan pertemuan bilateral terpisah dengan Menlu Motegi untuk membahas isu ekonomi dan investasi. Keduanya meninjau potensi pengembangan ekonomi hijau, percepatan investasi strategis, hingga penguatan sektor maritim untuk ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan nelayan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Jepang memiliki kepentingan bersama dalam penguatan sektor maritim, termasuk penyediaan kapal nelayan dan kapal patroli, serta integrasi hasil laut Indonesia ke rantai suplai global.
Sebagai informasi, kemitraan Indonesia–Jepang telah berkembang sejak 1958 dan terus meningkat menjadi Strategic Partnership pada 2006, lalu Comprehensive Strategic Partnership pada 2023. Pertemuan 2+2 RI–Jepang pertama kali digelar pada 2015, menjadikan Jepang salah satu mitra pertahanan dan keamanan paling aktif bagi Indonesia di kawasan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara juga semakin memperkuat kerja sama maritim dan keamanan, termasuk investasi Jepang di infrastruktur pelabuhan, industri manufaktur, transisi energi, hingga pengamanan jalur pelayaran di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan hasil pertemuan terbaru, kedua negara menegaskan kembali pentingnya memperkuat koordinasi strategis untuk menghadapi tantangan geopolitik kawasan, sekaligus memperdalam hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.
Terakhir, dalam kesempatan itu pula Sugiono menyampaikan ucapan salam dari Presiden Prabowo Subianto kepada Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi.
“Saya menyampaikan salam hangat Presiden dan menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperdalam kerja sama demi kemajuan dan kesejahteraan kedua negara,” pungkasnya.



