HOLOPIS.COM, JAKARTA – Cianjur kini siap menyajikan bukan sekadar produk, melainkan sebuah perjalanan budaya utuh. Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Yayasan Rawindra Kata Hara baru saja meluncurkan sebuah pilot project bernama “The Cianjur Experience”.
Ini adalah sebuah formula pemasaran pariwisata yang unik, menggabungkan kenikmatan kopi khas Cianjur dengan alunan merdu Musik Cianjuran, diperkaya narasi sejarah lokal. Inisiatif ini menandai pergeseran paradigma dari menjual komoditas menjadi menawarkan pengalaman yang mendalam dan terpadu.
Dengan Kementerian Ekraf berperan sebagai orkestrator sinergi lintas sektor, tujuan utamanya adalah mendorong kearifan lokal Cianjur menjadi daya tarik global. Konsep inti dari “The Cianjur Experience” adalah integrasi dua aset berharga yang dimiliki Cianjur yaitu Kopi Cianjur dan Musik Cianjuran.
Bayangkan, Anda menikmati secangkir kopi Cianjur yang kaya rasa, ditanam di perkebunan yang luasnya kini mencapai hampir 1,3 juta hektare secara nasional, sembari mendengarkan melodi lembut dari Musik Cianjuran, yang merupakan warisan tradisi daerah. Inilah pengalaman terpadu yang ditawarkan kepada wisatawan.
Pendiri Yayasan Rawindra Katahara, Gilang Ramadhan, menjelaskan bahwa proyek ini ingin mendorong musik tradisi ke permukaan dengan menggunakan kopi sebagai medium yang populer. “Kami ingin Musik Cianjuran ditempatkan sejajar dengan komoditas kopi Cianjur, agar keduanya menjadi satu identitas daerah yang kuat,” ujarnya.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menyambut baik pendekatan ini, menekankan bahwa kekuatan narasi (storytelling) adalah strategi kunci. “Program ini mengusung strategi storytelling dalam memasarkan produk kreatif berbasis kearifan lokal. Ini adalah cara Indonesia bisa percaya diri menjual sejarah, nilai, dan narasi budayanya ke dunia,” kata Menteri Ekraf.
Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar, potensi ekspornya masih dapat dioptimalkan lebih jauh. Program ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi ratusan ribu tenaga kerja di sektor kopi dengan cara mengemasnya dalam paket wisata budaya bernilai tinggi.
Ketua Harian Yayasan, Aldino Putra, menegaskan bahwa Cianjur hanyalah awal. Pilot project ini diproyeksikan untuk menjangkau pasar lokal hingga global melalui aktivasi domestik dan internasional.
“Proyek di Cianjur ini akan menjadi blueprint untuk nantinya bisa direplikasi ke kota-kota lain seperti Jakarta, Palu, NTT, Bali untuk mengangkat keunggulan daerah masing-masing,” jelas Aldino.
Bahkan, fase kedua telah direncanakan untuk aktivasi internasional di empat kota besar dunia: Vancouver, Los Angeles, New York, dan Oslo, membawa cita rasa dan harmoni Cianjur ke panggung global. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru yang inklusif dan berkelanjutan, berakar dari kekayaan budaya lokal.
