HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepolisian terus mendalami asal-usul informasi yang digunakan oleh terduga pelaku atau anak berkonflik dengan hukum (ABH) dalam kasus ledakan bom di SMAN 72 Jakarta.
Direktur Reserse Kriminal Siber Polda Metro Jaya, Kombes Pol Roberto GM Pasaribu, menjelaskan bahwa timnya kini menelusuri situs atau laman online yang diakses pelaku untuk merakit bom.
“Semua media daring, termasuk situs yang diikuti dan dipelajari oleh ABH, masih kami dalami. Saat ini prosesnya sudah masuk tahap pemeriksaan digital forensik di laboratorium,” kata Roberto dalam keterangannya, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, satu unit laptop yang sempat tidak berada di tangan pelaku telah ditemukan dan diserahkan ke penyidik pada Minggu (9/11/2025).
“Laptop tersebut kini kami analisis untuk melihat apa saja aktivitas digital pelaku, mulai dari situs yang dikunjungi hingga konten yang mungkin dibagikan,” ujarnya.
Selain melakukan pemeriksaan forensik, Polda Metro juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) guna membatasi atau memblokir situs-situs yang mengandung panduan pembuatan bahan peledak.
“Kami ingin mencegah agar tidak ada lagi situs serupa yang bisa diakses publik, terutama anak-anak,” tambah Roberto.
Sementara itu, Kombes Pol Henik Maryanto, Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, mengungkapkan bahwa empat dari tujuh bom yang disiapkan oleh ABH sempat meledak di lingkungan sekolah.
“Dari tujuh, empat bom meledak. Tiga lainnya berhasil diamankan dan kini sudah diserahkan ke Markas Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya,” jelas Henik saat konferensi pers, Selasa (11/11).
Henik menjelaskan, dua lokasi peledakan ditemukan di lingkungan sekolah, yakni di dalam masjid SMAN 72 dan di area bank sampah serta taman baca yang ada di sekitar sekolah.
Tim Gegana langsung melakukan penyisiran dan sterilisasi di seluruh area sekolah untuk memastikan tidak ada lagi bahan peledak aktif yang tertinggal.



