Langit Jakarta Disemai 2,4 Ton Garam, Cara Unik Cegah Banjir Akibat Cuaca Ekstrem


Oleh : Dani Yoga

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada hari kedua operasi modifikasi cuaca (OMC) sudah menyemai sebanyak 2,4 juta ton natrium klorida (garam dapur) di langit Jakarta. Langkah itu untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Ibu Kota.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Mohamad Yohan mengatakan dalam melakukan OMC, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI.

"Kami berupaya mengatur distribusi curah hujan agar tidak terkonsentrasi di daratan Jakarta," kata Yohan dalam keterangannnya di Jakarta dikutip pada Jumat (7/11/2025).

Yohan menjelaskan OMC dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir besar imbas cuaca ekstrem di Jakarta dan sekitarnya.

Pemprov DKI melalui BPBD melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Foto: BPBD DKI

Menurut dia, pada hari kedua OMC, petugas BPBD DKI menggunakan bahan semai higroskopis (NaCl) yang mencapai 2,4 ton.

Bahan semai NaCl merupakan zat penyemaian awan (bahan yang disebarkan ke awan saat modifikasi cuaca). Bahan itu bersifat higroskopis, yaitu mudah menyerap uap air dari udara.

Lebih lanjut, Yohan menyampaikan pelaksanaan OMC pada hari kedua menggunakan pesawat Casa A-2114 milik TNI AU. Pelaksanaan di hari kedua itu dilakukan dengan tiga misi penerbangan yakni pertama pukul 09.24–11.38 WIB.

Lalu, misi kedua pukul 12.39–14.31 WIB dan misi ketiga pukul 15.13–17.12 WIB. "Total bahan semai higroskopis (NaCl) yang digunakan mencapai 2.400 kilogram," ujar Yohan.

Yohan menambahkan OMC jadi bagian upaya mitigasi bencana yang dilakukan Pemprov DKI pekan ini untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem di musim hujan.

"OMC dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi peningkatan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya," katanya.

Pemprov DKI melalui BPBD melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Foto: BPBD DKI

Dia menjelaskan berdasarkan hasil observasi lapangan menunjukkan kondisi awan yang potensial seperti Pandeglang dan perairan selatan Pandeglang. Di area itu termonitor ada awan jenis Cumulus Congestus dengan puncak mencapai sekitar 12.000 kaki.

Awan Cumulus Congestus merupakan jenis awan vertikal tinggi yang dinilai penanda terjadinya awan hujan. Fase itu biasanya sebelum menjadi cumulonimbus (awan badai).

Yohan menambahkan untuk angin pada ketinggian 5.000–10.000 kaki yang terpantau bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 22–26 knot. Adapun di perairan barat Kabupaten Serang, kondisi cuaca cenderung cerah.

Lalu, untuk bagian selatan Pandeglang didominasi awan Cumulus Congestus yang jadi sasaran target penyemaian.

Menurut dia, pelaksanaan OMC akan terus menyesuaikan kondisi atmosfer harian yang selalu dipantau BMKG.

"Tujuannya agar curah hujan bisa diurai di perairan sekitar Jakarta, sehingga potensi genangan dan banjir di Jakarta dapat ditekan," kata Yohan.

 

Tampilan Utama
/