Kisah Sultan Hadlirin: Etos Kerja Kuno, Tamparan Keras bagi Mental Instan Kaum Muda “FYP”

12 Shares

HOLOPIS.COM, JEPARAFenomena generasi muda yang rentan mentalitas “cengeng,” mudah menyerah, dan terlampau fokus pada ketenaran instan yang didikte oleh algoritma media sosial, terutama For You Page (FYP) TikTok telah menjadi isu sosial yang meresahkan.

Di tengah hiruk pikuk tren viral yang datang dan pergi, sebuah pelajaran berharga dari masa lalu menawarkan antidot yang kuat: kisah ketekunan, etos kerja, dan pengembaraan Sultan Hadlirin dari Jepara.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Sultan Hadlirin, yang memiliki nama muda Pangeran Toyyib atau Sayyid Abdurrahman Ar Rumi, bukanlah sosok yang meraih kekuasaan melalui jalan pintas. Beliau adalah seorang pangeran dari Kesultanan Aceh yang memilih jalur yang jauh dan berliku, dengan merantau dan menuntut ilmu.

Perjalanan spiritual dan intelektualnya melintasi berbagai negeri, dari Tanah Suci hingga Cina. Sebuah perjalanan yang membutuhkan daya tahan fisik, ketahanan mental, dan fokus jangka panjang, nilai-nilai yang kini tergerus oleh budaya serba cepat dan instan.

- Advertisement -

Merantau dan Mengukir Nasib, Bukan Sekadar Konten

Jika disandingkan dengan kondisi hari ini, Pangeran Toyyib tidak sedang “membuat konten” perjalanan untuk mencari viewers atau likes. Beliau secara harfiah mempertaruhkan nyawa dan masa mudanya demi pencapaian substansial.

Kedatangannya ke Jawa, dan kemudian menjadi suami Ratu Kalinyamat serta pemimpin Kasultanan Kalinyamat di Jepara, adalah hasil dari proses panjang penempaan diri, bukan sekadar popularitas sesaat.

Di sinilah letak relevansi kisah Sultan Hadlirin bagi motivasi kaum muda saat ini. Generasi muda yang terbiasa melihat keberhasilan orang lain seolah instan di linimasa perlu merenungkan kembali definisi “proses.” Sultan Hadlirin mengajarkan bahwa sukses yang berkelanjutan dibangun di atas fondasi yang kokoh, bukan di atas pasir tren yang mudah ambruk.

Sang Arsitek Ukir, Menolak Cepat Kaya

Salah satu warisan paling monumental dari Sultan Hadlirin adalah perannya sebagai peletak dasar industri Jepara Ukir yang kini dikenal dunia. Bersama ayah angkatnya, Cie Hwie Gwan (Sungging Badar Duwung), beliau tidak hanya membawa ajaran Islam, tetapi juga keterampilan seni ukir yang menjadi sumber kehidupan dan tulang punggung ekonomi Jepara selama berabad-abad.

Keahlian seni ukir membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan dedikasi bertahun-tahun, sebuah kontras ekstrem dengan keinginan untuk mendapatkan uang cepat atau menjadi viral dalam semalam. Sultan Hadlirin menunjukkan bahwa kemampuan (skill) yang diasah dengan serius akan menciptakan kekayaan yang lestari, bukan sekadar ketenaran fana.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
12 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis