HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mendapat sambutan kehormatan saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu pagi (6/7) waktu setempat. Ia disambut langsung oleh Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Museum of Modern Art (MAM)—lokasi utama pelaksanaan KTT prestisius tersebut.
Tiba tepat pukul 10.53 waktu Brasília, Prabowo melangkah dengan mantap di atas karpet merah, diiringi pasukan kehormatan sebagai bentuk penghormatan negara tuan rumah kepada pemimpin dunia. Tradisi ini menjadi penanda pentingnya peran Indonesia di forum BRICS yang kini semakin strategis.
Setelah jabat tangan hangat, kedua pemimpin negara berfoto bersama di depan latar belakang resmi KTT BRICS 2025. Momentum ini sekaligus menandai resminya keikutsertaan Indonesia dalam kelompok negara ekonomi besar dunia, sejajar dengan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan lainnya.
BACA JUGA
- Wantim MUI Setuju Pemain Judi Aktif Dicoret dari Daftar Penerima Bansos
- Erick Thohir Dorong PT LIB Gelar Kompetisi Pra-Musim Liga Putri 2026
- Dominasi Dolar Terancam, Trump Ancam Negara BRICS dengan Tarif Tinggi
- Breaking News : Si Raja Minyak Riza Chalid Jadi Tersangka
- Prabowo Puji Inovasi Pertanian Brasil, Jadi Contoh bagi Indonesia
Indonesia Ambil Peran Aktif di Panggung Ekonomi Global
Kehadiran Prabowo dalam KTT BRICS 2025 bukan sekadar formalitas. Ia hadir dengan didampingi jajaran pejabat tinggi, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wamenkeu Thomas Djiwandono, Wamenlu Arrmanatha Nasir, serta Seskab Teddy Indra Wijaya.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengambil peran aktif dalam pembentukan tatanan ekonomi global baru yang lebih inklusif dan berkeadilan. BRICS kini bukan lagi sekadar kelompok negara berkembang, melainkan kekuatan ekonomi dunia dengan potensi besar untuk membentuk arsitektur keuangan dan perdagangan global.
Momentum Strategis bagi Indonesia
Bergabungnya Indonesia dalam BRICS di era kepemimpinan Prabowo menjadi langkah strategis menuju kolaborasi ekonomi multilateral yang lebih luas. Tak hanya memperluas akses pasar, keanggotaan ini juga membuka jalan untuk peningkatan investasi, teknologi, dan kerja sama pembangunan berkelanjutan.
