HOLOPIS.COM, Makassar – Miris, seorang Ibu muda berinisial N (25) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tega menghilangkan nyawa anak laki-lakinya yang masih berusia dua bulan.
Dari informasi yang beredar ibu muda tersebut menghabisi nyawa anaknya dengan memukulkan kepala bayi tersebut menggunakan toples. Saat ini korban dan pelaku berada di RS Ibnu Sina Makassar.
Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Kelurahan Pampang, Haris mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat (4/7) sekitar pukul 20.00 WITA.
BACA JUGA
- Karang Taruna Kampus Sulsel Jadi Mitra Pertama BBPV, PBK 2025 Resmi Dimulai
- Divonis 10 Bulan Denda Rp 1 Miliar, Bos Skincare Merkuri Mira Hayati Banding
- Empat Kabupaten di Sulsel Dilanda Banjir Bandang
- Polisi di Makassar Dibusur saat Bubarkan Perang Kelompok
- Bawa 161 Wisatawan, Kapal Pesiar MS Scenic Eclipse II Kembali Sandar di Pelabuhan Makassar
“Kejadiannya di Pampang 2 Lorong 5 Kelurahan Pampang Kecamatan Panakkukang,” jelas Haris di RS Ibnu Sina Makassar, Sabtu (5/7).
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Panakkukang, AKP Aris Satrio, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Dirinya mengaku akan mendalami kemungkinan pelaku mengalami gangguan psikologis. Polisi saat ini juga melibatkan tenaga profesional untuk pendampingan.
“Dugaan pembunuhan terhadap bayi untuk saat ini masih kami dalami terhadap ibu korban. Tetapi kami juga akan minta pendampingan psikolog, kemungkinan ada gangguan psikologi,” jelas Aris.
Aris menambahkan, saat diinterogasi, keterangan pelaku berubah-ubah. Pelaku mengaku memukul bayinya menggunakan toples, namun pernyataan tersebut belum konsisten.
“Saat ditanya, dia mengaku memukul pakai toples bagian kepala. Tapi keterangan ini berubah-ubah, maka nanti kami pastikan lagi untuk pendampingan dari pihak psikologi,” jelasnya.
Aris menyebut, bayi yang menjadi korban merupakan anak kandung pelaku yang baru dilahirkan sekitar satu hingga dua bulan lalu.
“Terkait masalah kejiwaan masih simpang siur. Tetapi kami dapatkan informasi awal adanya gangguan psikologi,” pungkas Aris.
