JAKARTA – Koordinator Pusat BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia) Herianto menyampaikan catatan penting dan apresiasi tinggi kepada institusi Kepolisian yang selama ini sudah bekerja keras untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga tercipta stabilitas nasional.
“Kami mengapresiasi kerja keras POLRI dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya di tahun-tahun politik yang penuh dinamika,” kata Heri kepada Holopis.com, Kamis (26/6/2025).
Walaupun demikian, Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) ini mengingatkan bahwa Polri juga harus hadir untuk memastikan ruang-ruang demokrasi masyarakat sipil juga terlindungi, seperti aksi penyampaian pendapat maupun diskusi pemikiran yang dilakukan oleh khususnya Mahasiswa.
“Penting bagi POLRI untuk tidak hanya fokus pada pengamanan fisik, tetapi juga menjadi pelindung ruang-ruang kebebasan sipil terutama kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi,” ujarnya.
Berantas Penyakit Masyarakat dari Akarnya
Di sisi lain, Herianto juga menyatakan bahwa Polri memang sudah melaksanakan tugas nyata dalam hal melindungi masyarakat dari penyakit sosial, seperti halnya premanisme, narkoba, hingga judi online. Hanya saja, ada aspek yang menurutnya belum tersentuh, yakni akar masalahnya.
“Kami melihat ada progres, tetapi belum menyentuh akar sistemiknya. Judi online, misalnya, tumbuh subur karena kolaborasi antara pelaku, penyedia layanan, bahkan oknum aparat,” tutur Heri.
Oleh sebab itu, jika memang Polri serius dalam mengentasan penyakit masyarakat (pekat), maka akar masalahnya pun harus benar-benar diberantas, sehingga penyelesaian masalah pada hilirnya dapat dilakukan dengan tuntas.
“Ini harus dibasmi bukan hanya dari sisi pelaku kecil, tapi juga aktor-aktor besar di balik layar. Transparansi dan akuntabilitas jadi kunci,” imbuhnya.
Selain itu, Herianto juga mengapresiasi langkah konkret Polri dalam hal mendukung ketahanan pangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yakni dengan pembentukan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri.
Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Selain bisa membantu menjaga stok bahan pangan di tengah krisis global, sekaligus semangat Presiden Prabowo Subianto untuk memangkas peluang impor bahan pangan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, Heri juga menyebut bahwa dukungan Polri ini dapat menjaga harga pangan stabil di pasar.
Hanya saja ada satu aspek yang didorong Heri agar sektor pangan tetap stabil di kalangan masyarakat, yakni pengawasan distribusi rantai pangan dalam negeri. Sehingga bukan hanya stok aman, tapi harga benar-benar terjaga sesuai patohan HET (harga eceran terendah).
Bahkan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mataram ini pun menekankan, bahwa Polri juga harus ikut berperan dalam menjaga perlindungan bagi petani Indonesia. Sebab, pangan-pangan ini dihasilkan dari kerja keras kalangan petani, sehingga kesejahteraan kaum tani pun harus diakomodir dengan maksimal oleh negara melalui instrumen Polri.
“Kami menaruh harapan besar pada Satgas Ketahanan Pangan Polri. Di tengah ancaman krisis pangan global, peran Polri dalam pengawasan distribusi dan penimbunan pangan harus lebih tajam, humanis, dan tidak tebang pilih. Petani kecil harus dilindungi, bukan ditekan,” tukas Herianto.
Penegakan Supremasi Hukum
Dalam perspektif penanganan perkara hukum, Herianto juga memberikan catatan penting bagi institusi Kepolisian, sebagai lembaga penegak hukum dan keamanan nasional. Menurutnya, supremasi hukum harus benar-benar ditegakkan oleh Kepolisian, agar citra hukum di mata publik tidak tercederai.
“Soal penegakan hukum yang berkeadilan, mahasiswa menuntut konsistensi. Hukum jangan tajam ke bawah, tumpul ke atas. Kepercayaan publik akan runtuh jika hukum hanya jadi alat kekuasaan,” tutur Herianto.
Bagi Herianto, Mahasiswa akan sangat hormat kepada institusi Kepolisian ketika mereka benar-benar dapat menegakkan supremasi hukum, karena sejatinya hukum bukan sekadar jargon dan alat kekuasaan, melainkan benar-benar unsur yang penting dalam mencapai kebenaran dan keadilan yang hakiki.
“Kami butuh polisi yang berpihak pada kebenaran, bukan kekuatan,” lanjut Heri.
Lebih lanjut, alumni SMA Negeri 1 Pringgabaya Lombok Timur ini juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Polri dalam menunjukkan keseriusannya terkait penanganan human trafficking yang marak terjadi. Bagi dirinya, perlindungan tenaga kerja migran ini menjadi aspek yang sangat serius, karena menyangkut perlindungan pada hak asasi manusia (HAM).
“Kami mengapresiasi upaya Polri menangani perdagangan orang lintas negara, khususnya yang melibatkan negara seperti Vietnam dan Thailand. Namun, korban harus lebih dilindungi sebagai manusia, bukan hanya sebagai data kasus,” tandasnya.
Dengan demikian, Herianto pun berharap Polri semakin instens memperkuat kerja sama internasional untuk memastikan upaya perlindungan tenaga kerja migran Indonesia tetap terlindungi. Termasuk memastikan mekanisme pemberantasan mafia perdagangan orang lebih maksimal dan masif.
“Polri perlu memperkuat kerja sama internasional dan memperbaiki sistem pencegahan di hulu,” sambung Heri.
Terakhir, di momentum HUT 79 Polri tahun ini, Herianto menyampaikan ucapan selamat ulang tahun. Ia percaya bahwa Polri masih menjadi institusi yang sangat diandalkan oleh rakyat untuk menegakkan supremasi hukum, dan berpihak kepada rakyat.
“Dirgahayu POLRI. Jadilah pelindung, pengayom, dan penegak hukum yang benar-benar mengabdi untuk rakyat,” pungkasnya.



