HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bencana Banjir Rob melanda sejumlah pemukiman warga yang ada di beberapa titik di daerah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, peristiwa ini menyebabkan sekitar 8.800 jiwa terdampak.
“Banjir juga menyebabkan 2.200 rumah terendam,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (25/6).
BACA JUGA
- Percepat Penanganan Banjir Jabodetabek, BNPB Lanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca
- Longsor Landa Dua Kecamatan di Kabupaten Tanggamus
- Lagi, Karhutla Kompak Landa Provinsi Aceh dan Sumatera Utara
- Erupsi Eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki Kolom Abu Capai 18.000 Meter
- Tanah Longsor di Kabupaten Bandung Barat, Satu Orang Meninggal
Abdul juga menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada penetapan status darurat atas kondisi banjir yang berdampak ke ribuan warga Indramayu tersebut.
“Untuk kondisi terkini menunjukkan bahwa genangan air berangsur surut,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca dalam dua hari ke depan atau Kamis-Jumat (26/27), wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang cukup aktif.
Beberapa wilayah berpotensi mengalami hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, terutama di wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan, sebagian besar Pulau Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta wilayah pesisir selatan Jawa.
Abdul kemudian mengingatkan bahwa fenomena cuaca tersebut dapat berpotensi menjadi pemicu kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, terutama di kawasan dengan kondisi tanah yang labil atau pasca pembukaan lahan.
Adapun di wilayah pesisir, potensi banjir rob juga masih mungkin terjadi akibat pasang maksimum. Sementara itu, sejumlah wilayah di Sumatera bagian barat dan Kalimantan bagian tengah juga tetap diwaspadai akan potensi karhutla karena suhu udara yang tinggi dan minimnya curah hujan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari instansi terkait serta arahan dari BPBD setempat,” imbaunya.
“BNPB juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran daerah untuk mengaktifkan sistem peringatan dini dan meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya di daerah rawan bencana,” sambungnya.
