HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dai Ngatawi al-Zastrouw alias Gus Zastrouw menegaskan bahwa peran budaya nusantara penting sekali untuk menjaga kelestarian alam. Sebab dengan budaya yang baik itu, setidaknya masyarakat memiliki sisi awareness dengan lingkungan sekitar.
Salah satu yang paling banyak menjadi rahasia publik adalah budaya takut dengan pohon kramat. Jika di lingkungan masyarakat masih ada kepercayaan untuk takut menebang pohon karena menilai ada penunggunya, maka banyak pohon akan utuh.
Hal ini disampaikan Gus Zastrouw dalam dakwahnya di acara Ngaji Budaya Peaceful Muharam 1447 H yang diselenggarakan di Auditorium KH. M. Rasjidi, Kantor Kemenag Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2025).
BACA JUGA
- Komisi VIII DPR Setujui Tambahan Anggaran Kemenag 2025, Naik Jadi Rp69,32 Triliun
- Alhamdulillah, Mohammed bin Salman Restui Kampung Haji Indonesia
- Umrah Bersama Presiden Prabowo, Menag Doakan Keberkahan Bagi Bangsa Indonesia
- Jemaah Haji Sudah Terkonsentrasi di Madinah, Makkah Clear
- Kemenag Masih Ingatkan Agar Jemaah Patuhi Aturan Barang Bawaan
“Mitos seperti pohon keramat justru menciptakan lingkungan yang asri, masyarakat enggan menebang pohon karena keyakinan tersebut, dan ini berdampak baik bagi alam,” kata Gus Zastrouw seperti dikutip Holopis.com.
Dalam aspek kebudayaan menurutnya hal ini sangat positif. Walaupun dalam kaitan teologis, tentu ada pro dan kontra. Namun setidaknya jika hal itu dilestarikan, paling tidak upaya untuk menjaga alam bisa lebih optimal.
“Budaya dan ibadah itu dua hal yang berbeda, tidak bisa dicampur. Budaya itu bid’ah,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia pun mengajak masyarakat luas untuk mengembalikan dan tetap menjaga agar mitologi semacam itu tetap terjaga dengan baik. Setidaknya dalam rangka menjaga kesadaran publik betapa pentingnya alam, betapa pentingnya pohon dan ekosistem di dalamnya.
“Tugas kita adalah menjaga mitos agar tercipta ethos, lalu menjadi logos. Dari budaya, tumbuh kesadaran, lalu berkembang menjadi ilmu,” pungkasnya.
