HOLOPIS.COM, JAKARTA – Fariz Roestam Moenaf, atau lebih dikenal sebagai Fariz RM, adalah salah satu ikon musik Indonesia yang berjaya sejak dekade 1980-an. Dengan gaya bermusik yang inovatif dan mengusung warna musik fusion, Fariz RM menghadirkan konsep yang segar dalam industri musik tanah air. Lagu-lagunya yang populer, seperti ‘Sakura’ dan ‘Barcelona’, masih dikenang hingga kini.
Namun saat ini Fariz RM kembali menjadi perbincangan setelah ia tersandung masalah narkoba untuk yang ke-4 kalinya, dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuding Fariz RM bertindak sebagai pengedar, yang dibantah keras oleh pihak kuasa hukumnya.
Berikut ini biodata lengkap dari Fariz RM.
BACA JUGA
- Profil Rachel Brosnahan, Aktris Berbakat yang Perankan Lois Lane
- Profil Monica Barbaro, Aktris Berbakat yang Rebut Hati Andrew Garfield
- Profil Julian McMahon, si Antagonis di Fantastic Four yang Meninggal Dunia
- Profil Megawati yang Hari Ini Resmi Menikah
- Profil Diogo Jota, Penyerang Andalan Liverpool yang Meninggal Dunia
- Nama : Fariz Roestam Moenaf
- Tanggal lahir : 5 Januari 1959
- Tempat lahir : Jakarta, Indonesia
- Pekerjaan : Musisi
Kehidupan Awal, Tumbuh dalam Keluarga Musisi
Fariz RM lahir pada 5 Januari 1959 dari pasangan Rustam Munaf yang berasal dari Minangkabau dan Hj. Anna Reijnenberg yang memiliki darah Belanda-Betawi. Sejak kecil, ia telah akrab dengan musik. Ayahnya adalah seorang penyanyi di Radio Republik Indonesia (RRI), sementara ibunya merupakan pelatih piano.
Dibesarkan dalam lingkungan musik, Fariz mulai belajar piano dari ibunya dan kemudian berguru kepada Sunarto Sunaryo dan Prof. Charlotte Sutrisno JP. Kecintaannya terhadap musik semakin berkembang, dan pada usia 12 tahun, ia sudah mulai bermain gitar melodi bersama Debby Nasution dan Odink Nasution dalam grup musik Young Gipsy, yang mengusung aliran blues dan rock.
Di masa remajanya, Fariz RM mulai mengasah keterampilan bermusik melalui berbagai ajang, termasuk bekerja sama dengan musisi Addie MS, Adjie Soetama, dan Iman R.N. dalam proyek operet sekolah.
Awal Karier dan Lomba Cipta Lagu Remaja
Langkah besar Fariz RM dalam dunia musik profesional dimulai pada tahun 1977 ketika ia mengikuti Lomba Cipta Lagu Remaja yang diadakan oleh Radio Prambors Jakarta. Berkat talenta dan kerja kerasnya bersama teman-temannya, yaitu Adjie Soetama, Raidy Noor, Addie MS, dan Ikang Fawzi, ia berhasil meraih juara III. Meskipun tidak menjadi pemenang utama, kesempatan besar mulai berdatangan, termasuk tawaran dari berbagai grup band.
Seiring berkembangnya karier, Fariz melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Seni Rupa pada tahun 1978. Selama masa kuliah, ia tetap aktif bermusik dan bergabung dengan grup Giant Step dan The Rollies, di mana ia bermain sebagai keyboardis dan drummer cadangan.
Pada tahun 1980, Fariz merilis album keduanya yang berjudul ‘Sakura’, yang menjadi tonggak besar dalam kariernya. Dengan konsep rekaman overdubbed, ia memainkan berbagai instrumen seorang diri—drum, keyboard, gitar, bas, hingga perkusi. Album ini sukses besar dan memperkenalkan gaya musik yang berbeda dari tren balada yang mendayu-dayu saat itu.
Seiring dengan kesuksesan Sakura, Fariz RM memperkenalkan konsep musik yang lebih danceable ala Earth, Wind & Fire, dengan sentuhan brass section dan falsetto yang khas.
Pada tahun 1981, ia membentuk grup musik Transs bersama Erwin Gutawa, mengusung genre fusion yang memadukan jazz dan rock. Transs menjadi inspirasi bagi banyak grup musik lain seperti Krakatau, Karimata, dan Emerald.
Masa Jeda dan Comeback ke Dunia Musik
Setelah sukses besar di industri musik, Fariz RM sempat menghilang selama 10 tahun dari panggung hiburan. Namun, pada tahun 2003, ia kembali dengan menggelar konser besar bertajuk ‘Pagelaran Zaman Emas Fariz RM’ di Jakarta Convention Center. Sayangnya, konser ini dianggap kurang sukses karena sepi penonton.
Lima tahun kemudian, pada tahun 2008, ia kembali menggelar konser bertajuk ‘Anthology Live Concert’ di Rolling Stone Live, Jakarta, dengan menggandeng musisi muda seperti Sherina Munaf, Koil, dan White Shoes & The Couples Company.
Pada tahun 2018, ia merilis album kolaborasi bersama Dian Permana Putra, bekerja sama dengan Sandhy Sondoro, Fatin Shidqia, Angel Pieters, dan 3 Composer.
Kasus dan Kontroversi
Di balik kesuksesannya, Fariz RM juga mengalami berbagai cobaan dalam hidupnya. Ia sempat kecanduan alkohol dan narkoba, yang berujung pada beberapa kali penangkapan. Berikut ini deretan kontroversi Fariz RM.
- Tahun 2001, ia pernah dicurigai terkait kasus ledakan bom di Manggarai, Jakarta, meskipun akhirnya tidak terbukti bersalah.
- Tahun 2007, ia ditangkap karena kepemilikan 1,5 linting ganja dan divonis 8 bulan penjara.
- Tahun 2018, ia kembali tersandung kasus narkoba setelah ditemukan memiliki 900 mg sabu.
