Dari Lumbung Padi ke Pertanian Modern: Indonesia–Belanda Tandatangani MoU Strategis


Oleh : Ronalds Petrus Gerson

JAKARTA - Sebuah langkah strategis dan bersejarah diambil Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda dalam memperkuat ketahanan pangan dan teknologi pertanian nasional. Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian RI dan Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Belanda, kedua negara resmi menjalin kerja sama di bidang pertanian berkelanjutan, hortikultura, teknologi greenhouse, dan pengembangan generasi muda petani.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh para menteri dari kedua belah pihak di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (17/6). Acara ini turut dihadiri perwakilan pemerintah, pelaku usaha, dan penyedia teknologi pertanian dari Belanda.

Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya atas kehadiran delegasi Belanda yang dipimpin Wakil Menteri Guido Landheer. Menurutnya, pertemuan bilateral ini berlangsung sangat konstruktif dan menjanjikan masa depan baru bagi modernisasi pertanian di Indonesia.

“Kami ingin kerja sama ini segera direalisasikan. Belanda adalah negara kecil dengan reputasi luar biasa sebagai eksportir pertanian nomor dua dunia. Ini sangat menginspirasi kami,” ujar Sudaryono.

Sudaryono menegaskan bahwa MoU ini tak sekadar seremoni, melainkan wujud komitmen Indonesia membuka jalan bagi investasi asing yang berdampak langsung bagi para petani lokal. Ia menyebut beberapa perusahaan Belanda sebelumnya telah tertarik menanamkan modal, namun terkendala regulasi. Kini, pemerintah siap memberikan kepastian dan kemudahan bagi mitra yang membawa manfaat nyata.

Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah transfer teknologi dan pengetahuan di bidang hortikultura, benih unggul, irigasi modern, dan greenhouse. Sudaryono juga mengungkapkan pencapaian signifikan sektor pertanian RI, di mana produksi padi naik 52,45% dan jagung 39,02% pada Triwulan I 2025.

“Langkah selanjutnya adalah mendorong generasi muda untuk masuk ke sektor ini. Dengan teknologi yang tepat, mereka bisa menjadi petani modern yang mandiri dan inovatif,” lanjutnya.

Sementara itu, Guido Landheer menyebut kunjungan ini sebagai simbol eratnya hubungan historis Indonesia dan Belanda. Ia menekankan bahwa tujuan utama misi Belanda bukanlah ekspor produk pertanian, melainkan berbagi ilmu dan pengalaman dalam membangun ketahanan pangan Indonesia.

“Kami tidak datang untuk menjual tomat ke Indonesia, tapi untuk berbagi pengetahuan agar petani lokal bisa memproduksi sendiri dengan teknologi yang tepat,” kata Guido.

“Ini bukan hanya soal memberi, tapi juga belajar dari pengalaman Indonesia,” pungkasnya.

Guido juga menyambut baik langkah Indonesia menuju swasembada pangan. Menurutnya, isu ketahanan pangan kini menjadi tantangan global yang hanya bisa dijawab lewat kolaborasi erat antarnegara.

Sebagai informasi, MoU ini bertujuan untuk memajukan kerja sama ekonomi, sains dan teknologi di bidang pertanian, pembangunan desa, keanekaragaman hayati, dan agribisnis. Kerja sama ini diharapkan mampu menjadi katalis perubahan besar dalam wajah pertanian Indonesia dari yang konvensional menjadi modern, dari tradisional menjadi digital.

Tampilan Utama
/