HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu (11/6), dengan target menguji level resistance di 7.300.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menyampaikan, bahwa IHSG secara teknikal telah menembus level rata-rata pergerakan 200 hari (MA200) di 7.133, yang membuka ruang lebih lebar untuk penguatan lanjutan.
Selain itu indikator stochastic RSI oversold dan membentuk golden cross. Indikator MACD menunjukkan penyempitan negative slope. Begitu pun dengan histogram volume yang menunjukkan kenaikan volume beli.
BACA JUGA
- Punya Ambisi Besar, FORE Bidik Pendapatan Tembus Rp1,56 Triliun di 2025
- Tak Puas Jualan Kopi, FORE Mau Sasar Segmen Lain Lewat Donat
- BEI Ungkap Tren Akumulasi Asing, Meski Data Bursa Saham Sepekan Menurun
- Rapor Kinerja Bursa Saham Sepekan: IHSG Melemah Tipis, Aktivitas Transaksi Menurun
- BEI Perluas Aturan Waran Terstruktur, Investor Kini Bisa Pegang Saham di Luar IDX30
“Sehingga secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji level resistance di 7.300,” ujar Ratna dalam riset hariannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (11/6).
Adapun sebagaimana diketahui, IHSG pada perdagangan Selasa (10/6) kemarin berhasil ditutup menguat 1,65% ke level 7.230,75. Penguatan ini didukung oleh optimisme pasar atas sentimen global yang membaik, serta indikator teknikal yang menguat.
“Investor merespon positif negosiasi lanjutan antara AS-Tiongkok serta menantikan negosiasi lanjutan antara Indonesia-AS,” terangnya.
Di sisi domestik, stabilitas cadangan devisa turut menjadi penopang kepercayaan investor. “Data cadangan devisa Indonesia bulan Mei yang stabil di US$152,5 miliar juga menjadi faktor positif,” ungkapnya.
Adapun saat ini, pelaku pasar tengah mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk periode Mei 2025.
“Pasar akan menantikan data inflasi Mei 2025 yang diperkirakan sebesar 0,2% MoM, stabil seperti bulan sebelumnya dan sebesar 2,5% YoY dari 2,3% YoY di April 2025,” ujar Ratna.
Inflasi inti juga diperkirakan sedikit meningkat menjadi 0,3% MoM dari sebelumnya 0,2% MoM. Namun, menurut Ratna, hal ini belum menunjukkan lonjakan inflasi signifikan, terlebih dengan penundaan tarif resiprokal oleh AS.
Kenaikan tarif impor baja dan aluminium sebesar 50% baru berlaku mulai 4 Juni 2025, sehingga dampaknya belum terasa secara penuh.
Dengan berbagai sentimen tersebut, Ratna merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati pada perdagangan hari ini, antara lain saham JPFA, PTRO, BREN, BBRI, BBCA, dan BTPS.
