JAKARTA – Gaya hidup berbasis nabati kini semakin populer, terutama di kalangan masyarakat yang peduli kesehatan, kesejahteraan hewan, dan kelestarian lingkungan. Namun, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami perbedaan antara vegan dan vegetarian.
Sobat Holopis mungkin salah satu yang juga termasuk bingung dengan perbedaan antara vegan dan vegetarian. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian, padahal memiliki makna dan prinsip yang berbeda cukup signifikan.
Memahami perbedaan ini penting, bukan hanya agar kita tidak keliru saat menyebut gaya hidup orang lain, tetapi juga agar kita lebih peka terhadap pilihan makanan dan pola konsumsi yang menghormati keberagaman prinsip hidup.
1. Definisi Dasar : Semua Vegan Adalah Vegetarian, Tapi Tidak Semua Vegetarian Adalah Vegan
Secara umum, vegetarian adalah seseorang yang tidak mengonsumsi daging, ikan, dan unggas. Namun, vegetarian masih bisa mengonsumsi produk turunan hewani seperti telur, susu, atau madu, tergantung jenis vegetarian yang dianut. Sedangkan vegan adalah seseorang yang tidak mengonsumsi segala bentuk produk hewani, termasuk semua turunannya, baik dalam makanan maupun produk lain seperti pakaian atau kosmetik.
2. Jenis-Jenis Vegetarian yang Sering Diabaikan
Banyak yang tidak tahu bahwa vegetarian pun terbagi dalam beberapa jenis:
- Lacto-vegetarian: Menghindari daging dan telur, tapi tetap mengonsumsi produk susu.
- Ovo-vegetarian: Menghindari daging dan produk susu, tapi masih mengonsumsi telur.
- Lacto-ovo vegetarian: Tidak makan daging, tapi tetap mengonsumsi susu dan telur.
- Pescatarian (meski secara teknis tidak sepenuhnya vegetarian): Menghindari daging, tapi masih mengonsumsi ikan atau makanan laut.
Jadi ketika seseorang menyebut dirinya vegetarian, penting untuk tahu jenis vegetarian mana yang ia anut agar tidak salah menghidangkan makanan atau produk.
3. Vegan Lebih dari Sekadar Makanan
Yang belum banyak dipahami orang adalah bahwa veganisme bukan hanya soal pola makan, tapi juga filosofi hidup yang menolak eksploitasi hewan dalam bentuk apa pun. Vegan tidak memakai sepatu kulit, tidak menggunakan kosmetik yang diuji pada hewan, dan menolak produk yang mengandung unsur hewani dalam proses produksinya, bahkan jika tidak terlihat pada hasil akhirnya.
Sementara itu, vegetarian bisa tetap menggunakan barang-barang berbahan dasar hewani, karena tujuannya lebih banyak berkaitan dengan diet daripada filosofi hidup menyeluruh.
4. Kesalahpahaman Umum tentang Vegan dan Vegetarian
- Banyak yang mengira vegan dan vegetarian otomatis sehat, padahal tidak selalu. Keduanya bisa tetap mengonsumsi makanan olahan atau tinggi gula jika tidak menjaga pola makan seimbang.
- Ada juga anggapan bahwa semua makanan nabati pasti vegan. Nyatanya, ada produk berbahan dasar tumbuhan yang tetap tidak cocok untuk vegan karena mengandung bahan tersembunyi seperti gelatin (dari tulang hewan) atau pewarna makanan dari serangga.
- Beberapa orang juga masih bingung membedakan alasan diet dan alasan etika di balik pilihan vegan atau vegetarian. Padahal, motivasi ini sangat memengaruhi konsistensi seseorang dalam menjalani gaya hidup tersebut.
5. Apakah Salah Satunya Lebih Baik?
Tidak ada yang lebih ‘benar’ antara vegan atau vegetarian. Semuanya tergantung pada nilai dan kebutuhan individu. Beberapa orang memilih vegetarian sebagai langkah awal menuju veganisme. Yang terpenting adalah sikap saling menghargai dan memahami pilihan hidup orang lain, tanpa menghakimi atau menyamakan semua pilihan berbasis nabati.
Memahami perbedaan antara vegan dan vegetarian bukan hanya soal istilah, tetapi juga soal menghargai keberagaman gaya hidup dan prinsip. Semakin kita mengenal istilah ini dengan benar, semakin bijak pula kita bersikap saat berinteraksi dalam kehidupan sosial, terutama di meja makan.
Jadi, lain kali ketika bertemu teman yang menyebut dirinya vegan atau vegetarian, Sobat Holopis kini bisa memahami lebih dalam apa yang mereka jalani.
