70 Tahun Semangat Asia-Afrika, Prabowo dan PM Tiongkok Sepakat Perkuat Persahabatan Historis

Berita Relasi :

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menekankan pentingnya akar sejarah yang kuat dalam hubungan bilateral Indonesia–Tiongkok saat menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok, Li Qiang, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5).

Kunjungan ini bertepatan dengan dua momentum diplomatik bersejarah: peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika yang menjadi tonggak solidaritas negara-negara berkembang.

“Ini suatu kunjungan yang sangat penting menurut kami karena kunjungan Yang Mulia menegaskan persahabatan yang baik, yang erat, antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Indonesia, juga lebih penting antara rakyat Tiongkok dengan rakyat Indonesia,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.

Menurut Prabowo, kedua negara memiliki sejarah panjang sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, serta kini telah menjalin kemitraan strategis yang komprehensif. Hubungan ini, lanjutnya, bukan hanya didorong oleh kepentingan bilateral, tetapi juga oleh semangat kolektif untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

“Saya tegaskan kembali komitmen kami untuk memperkuat kemitraan ini dengan Republik Rakyat Tiongkok dan dengan bangsa Tiongkok. Kami memandang hubungan ini akan membawa kebaikan, tidak hanya kepada kedua negara kita, tapi kepada seluruh kawasan Asia dan bahkan mungkin juga dunia,” jelasnya.

Hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok secara resmi dimulai pada 13 April 1950. Dalam masa-masa awal hubungan tersebut, kerja sama kedua negara diperkuat oleh semangat solidaritas Asia-Afrika yang diwujudkan dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung.

Saat itu, Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai memegang peran penting dalam membentuk front bersama negara-negara berkembang untuk menolak kolonialisme dan membangun blok non-alignment.

Semangat itulah yang menurut Presiden Prabowo masih relevan hingga hari ini. Ia menyatakan bahwa warisan diplomatik masa lalu dapat menjadi fondasi kuat untuk menjawab tantangan global masa kini, mulai dari ketimpangan pembangunan, krisis iklim, hingga konflik geopolitik.

Kunjungan PM Li Qiang sendiri mencerminkan penguatan hubungan yang tidak hanya bersifat simbolis, namun juga strategis, dengan kerja sama yang terus dikembangkan dalam sektor ekonomi, teknologi, pendidikan, dan pertahanan. Kedua pemimpin sepakat bahwa kepercayaan dan kerja sama yang tumbuh dari sejarah panjang akan menjadi modal utama dalam membentuk masa depan kawasan yang inklusif dan damai.

Icon Holopis.com
Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.
Web Hosting Bisnis

Berita Terbaru

Jangan Lewatkan