JAKARTA – Kabar mengenai perombakan kabinet atau reshuffle kembali menyeruak menyusul beredarnya foto Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang mendampingi Presiden Prabowo Subianto menandatangani sejumlah surat keputusan bersama Mensesneg Prasetyo Hadi dan Seskab Letkol Teddy.
Salah satu nama yang disebut-sebut bakal terdepak dari Kabinet Merah Putih (KMP) adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Menanggapi bahwa namanya bakal tereliminasi dari KMP, Bahlil menegaskan bahwa pergantian menteri sepenuhnya merupakan wewenang Presiden Prabowo.
“Kita itu jangan berpikir bertindak melampaui batas kewenangan. Kewenangan semua itu adalah hak prerogatif Bapak Presiden,” tegas Bahlil kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis, (22/5/2025) seperti dikutip Holopis.com.
Sebagaimana diketahui, nama Bahlil kerap menjadi sorotan, lantaran kinerjanya yang dianggap tak baik.
Selain Bahlil, ada juga sejumlah nama menteri yang menjadi perhatian publik, seperti, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai reshuffle kabinet perlu segera dilakukan, terutama terhadap menteri-menteri yang dinilai lebih banyak menimbulkan kontroversi ketimbang kontribusi.
“Setidaknya ada tiga, Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan), dan Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM). Mereka hanya menjadi beban presiden,” ungkap Jamiluddin.
Menurutnya, ketiganya turut berkontribusi terhadap turunnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo. Ia menyebut Budi Arie terseret isu judi online, Budi Gunadi menuai kritik dari kalangan akademisi dan asosiasi kesehatan, sementara Bahlil kerap memicu kontroversi dalam kebijakan sektor energi.
“Bahlil lebih banyak dinilai negatifnya daripada positifnya. Jika tidak di-reshuffle, kepercayaan masyarakat terhadap kabinet Prabowo akan terus menurun,” tandas Jamiluddin.



