CBP Tembus 3,7 Juta Ton, Wamentan Pastikan Stok Beras Aman dan Berkualitas Tinggi
JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, menegaskan bahwa kualitas cadangan beras pemerintah (CBP) yang saat ini mencapai 3,7 juta ton tetap terjaga dengan baik.
Dalam kunjungan kerjanya ke Sentra Penggilingan Padi milik Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5), Wamentan memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal mutu beras di gudang Bulog.
“Bulog ini sudah 58 tahun mengelola beras. Jadi dari cara menyimpan, fumigasi, sampai perawatan agar beras tetap layak konsumsi kita punya semua. Jadi tidak perlu khawatir,” ujar Wamentan yang akrab disapa Mas Dar dalam keterangan yang diterima Holopis.com.
Ia menambahkan bahwa teknologi pengelolaan beras saat ini jauh lebih modern dibandingkan masa lalu. Bahkan pada 1984, saat teknologi masih terbatas, pemerintah sudah mampu menyimpan hingga 3 juta ton beras.
“Kalau dulu saja bisa nyimpan 3 juta ton dengan teknologi terbatas, sekarang dengan kemajuan teknologi dan informasi, jauh lebih bisa diandalkan. Jadi no worry lah,” tegasnya.
Wamentan juga menjelaskan bahwa jika pun ada beras yang mengalami kerusakan, jumlahnya sangat kecil dan masih dalam batas wajar. Bulog pun memiliki mekanisme khusus, seperti pemanfaatan beras rusak menjadi pakan ternak, sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
Serapan Gabah Petani Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dalam kesempatan itu, Mas Dar menyampaikan bahwa hingga pertengahan Mei 2025, Bulog telah menyerap lebih dari 2,1 juta ton gabah, angka tertinggi dalam sejarah. Hal ini merupakan bagian dari strategi menjaga harga gabah petani, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami komit menjaga kesejahteraan petani lewat serapan langsung oleh Bulog. Negara harus hadir untuk melindungi petani dari fluktuasi harga pasar,” ujarnya.
Wamentan juga menyoroti lonjakan produksi beras nasional sebesar 51,45% pada kuartal pertama 2025 dibanding tahun lalu. Capaian ini didorong oleh berbagai kebijakan strategis Kementan seperti:
- Harga pembelian gabah naik menjadi Rp6.500/kg
- Tambahan pupuk subsidi
- Modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan)
- Optimalisasi irigasi melalui pompanisasi
“Dengan sinergi semua pihak dan kebijakan yang tepat, swasembada pangan bukan lagi mimpi,” tutupnya.